Jokowi soal Covid-19, Gelar Rapat 3 Kali Sehari hingga Ajak Masyarakat Jaga Imun

Meski saat ini virus corona Covid-19 sudah menyebar di Indonesia, Jokowi menyebut belum terpikir untuk melakukan lockdown.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 14 Mar 2020, 06:30 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2020, 06:30 WIB
Jokowi Buka Raker Kementerian Perdagangan 2020
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi mengingatkan jajaran Kemendag agar segera mencari jalan keluar dari krisis yang disebabkan oleh virus corona (covid-19). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi angkat bicara terkait adanya sejumlah pihak yang mengkritik pemerintahannya dinilai lambat menangani virus corona Covid-19 di Indonesia.

Jokowi mengaku memang sengaja tidak mengumbar penanganan yang dilakukannya dalam mencegah penyebaran penyakit karena virus corona Covid-19 tersebut.

"Langkah serius telah kita ambil. Tapi di saat bersamaan, kita tidak ingin ada rasa panik, keresahan, di masyarakat. Oleh karena itu, dalam penanganan Covid-19, kita tidak bersuara, kita harus tetap tenang dan berusaha keras," ujar Jokowi di Bandara Soetta, Tangerang, Jumat, 13 Maret 2020.

Penanganan serius Jokowi itu dibuktikan dengan dirinya mengaku telah menggelar rapat dua hingga tiga kali untuk mengatasi virus corona Covid-19 dengan jajaran pemerintahannya.

Meski saat ini virus corona Covid-19 sudah menyebar di Indonesia, dirinya menyebut belum terpikir untuk melakukan lockdown.

Berikut 6 hal yang disampaikan Presiden Jokowi terkait perkembangan kasus virus corona Covid-19 di Indonesia dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tak Ingin Masyarakat Panik dan Berdampak Buruk ke Pasien

Jokowi Tinjau Sterilisasi Masjid Istiqlal
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kedua kiri) tiba untuk meninjau proses sterilisasi Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat pada Jumat (13/3/2020) pagi. Proses sterilisasi ini dilakukan dalam rangka mencegah penularan virus corona Covid-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sejumlah pihak mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang terlalu lambat dan terlena dalam penanganan Covid-19.

Jokowi mengaku memang sengaja tidak mengumbar penanganan yang telah dilakukan pemerintahannya dalam mencegah penyebaran penyakit karena virus Corona tersebut. Menurutnya, pemerintah tidak ingin membuat masyarakat panik.

"Langkah serius telah kita ambil. Tapi di saat bersamaan, kita tidak ingin ada rasa panik, keresahan, di masyarakat. Oleh karena itu, dalam penanganan Covid-19, kita tidak bersuara, kita harus tetap tenang dan berusaha keras," ujar Jokowi di Bandara Soetta, Tangerang, Jumat, 13 Maret 2020.

Dia mencontohkan penanganan kasus Covid-19 nomor 01 dan 02. Setelah diketahui keduanya positif, tim reaksi cepat Kementerian Kesehatan dibantu intelijen BIN dan Polri melacak orang-orang yang kontak langsung dengan pasien tersebut. Pergerakan itu dilakukan dengan diam.

Dua hari kemudian, Jokowi sudah mendapatkan 80 nama yang berada dalam klaster Covid-19 itu.

"Jadi memang ada yang kita sampaikan, ada yang tidak kita sampaikan karena kita tidak ingin menimbulkan keresahan dan kepanikan di masyarakat. Kita berusaha keras mengatasinya," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga mengaku memang sengaja merahasiakan sejumlah informasi terkait penanganan virus corona Covid-19. Salah satu hal yang tidak dibuka oleh pemerintah adalah riwayat pasien positif corona Covid-19.

"Sebenarnya saya ingin. Tetapi Efek nantinya terhadap pasien apabila sembuh," kata Jokowi..

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga menjelaskan setiap negara memiliki peraturan yang berbeda-beda. Tetapi, Jokowi menegaskan, pemerintah telah berupaya maksimal dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Setiap negara memiliki policy yang berbeda-beda tetapi yang jelas setiap ada kasus baru pasti tim reaksi cepat langsung memagari hal itu," ungkap Jokowi.

 


Gelar Rapat 3 Kali Sehari dan Koordinasi dengan Malaysia

Jokowi Tinjau Sterilisasi Masjid Istiqlal
Presiden Joko Widodo atau Jokowi didampingi sejumlah menteri menyaksikan petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (13/3/2020). Proses sterilisasi dilakukan dalam rangka mencegah penularan virus corona Covid-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden Jokowi juga mengatakan, telah menggelar rapat dua hingga tiga kali untuk mengatasi virus corona Covid-19.

Hal ini, kata dia, pemeritah sudah menunjukkan bahwa pemerintah telah berusaha keras menangani penyebaran virus corona.

"Kita juga koordinasi lintas kementerian dan lembaga, kita perkuat dalam hal ini. Kita sudah rapat paripurna sekali, ratas 5 kali, rapat internal 2 hingga 3 kali sehari khusus corona," kata Jokowi.

Sementara itu, Jokowi mengaku, pemerintah Indonesia melakukan koordinasi antarnegara, terutama dengan negara tetangga dalam penanganan virus corona COVID-19.

"3 hari lalu saya telepon PM Lee Hsien Loong (Perdana Menteri Singapura) bicara berbatasan terutama di Batam mengenai apa yang kita lakukan," kata Jokowi.

Dia mengatakan juga akan berkomunikasi dengan Dirjen WHO untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan terkini. Jokowi juga akan menginformasikan apa yang telah dikerjakan pemerintah Indonesia.

Jokowi menambahkan, pemerintah berupaya menciptakan komunikasi publik aktif dan reguler kepada masyarakat untuk mencegah kesimpangsiuran informasi.

Dia menyebut, pemerintah telah meluncurkan video-video sederhana agar masyarakat bisa memahami virus corona dan supaya masyarakat bisa mengambil langkah tepat.

"Call center ada 119. Kominfo Polri terus menindak penyebaran hoaks," tandas Jokowi.

 


Sudah Kantongi 80 Nama dan Sebut Corona Covid-19 Tak Kenal Batas Negara

Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Bandara Soekarno Hatta, Jumat (13/3/2020).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Bandara Soekarno Hatta, Jumat (13/3/2020). (Liputan6.com/ Pramita Tristiawati)

Jokowi mengatakan, pemerintah tidak tinggal diam dalam menghadapi masuknya virus corona Covid-19 di Indonesia.

"Contohnya kasus 01 dan 02. Setelah kita ketahui yang bersangkutan positif, dalam dua hari tim sudah mendapatkan 80 nama yang berada di cluster ini," kata Jokowi.

80 nama itu, lanjut Jokowi, diperoleh dari tim reaksi cepat yang dimiliki pemerintah, yang terdiri dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dibantu intelijen, dan didampingi TNI Polri.

"Pencegahan harus kita lakukan secara bersamaan. Pemerintah telah melakukan pelacakan yang dikoordinasikan oleh BNPB didampingi Kemenkes didampingi lagi TNI Polri terhadap orang yang telah melakukan kontak dengan pasien yang sudah dinyatakan positif Corona," ujarnya.

Menurut Jokowi, virus corona Covid-19 tidak mengenal batas negara. Seminggu lalu, kata dia, terdapat 88 negara yang terkena pandemi corona.

"Dan hari ini sudah 117 negara, satu minggu dari 88 melompat menjadi 117 negara," ujar Jokowi.

Langkah serius dilakukan pemerintah dan disaat bersamaan pula pemerintah tidak ingin menciptakan kenapikan dan keresahan di tengah masyarakat.

"Oleh karena itu dalam penanganan kita tidak bersuara," papar Jokowi.

 


Belum Berpikir Lockdown dan Tambah 32 RS Rujukan

Jokowi memantau langsung penanganan dan pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19 di Bandara Soetta.
Presiden Jokowi memantau langsung penanganan dan pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19 di Bandara Soetta.

Beberapa negara sudah melakukan lockdown akibat wabah virus corona Covid-19. Di Indonesia pun sudah ada 34 pasien yang terjangkit virus. Tiga diantaranya sembuh dan 2 meninggal dunia.

Jokowi pun belum terpikir untuk melakukan lockdown seperti negara lain. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengklaim belum terpikirkan dengan langkah tersebut.

"Belum terpikir ke arah sana," kata Jokowi.

Jokowi pun menambah 32 rumah sakit untuk menjadi tempat rujukan menangani virus Corona. Diketahui penyebarannya virus tersebut sudah ada di level pandemi global yang artinya sudah sangat serius menjangkit seluruh belahan dunia.

"RS rujukan sekarang ada 132 jumlahnya, sebelumnya 100 rumah sakit. Kita tambah lagi," jelas Jokowi.

Jokowi merinci, jumlah 132 rumah sakit terdiri dari 109 RS TNI, 53 RS Polri, dan 65 RS BUMN, termasuk pembuatan fasilitas observasi virus Corona dalam skala besar di Pulau Galang.

"Kita harap minggu depan bisa kita selesaikan dan saya akan cek langsung," jelas Jokowi.

 


Ajak Masyarakat Jaga Imun

Jokowi Tinjau Sterilisasi Masjid Istiqlal
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kedua kiri) mendengarkan penjelasan saat meninjau proses pembersihan atau sterilisasi dengan disinfektan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (13/3/2020). Proses sterilisasi dilakukan dalam rangka mencegah penularan virus corona Covid-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jokowi mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk meningkatkan imunitas untuk mencegah tertular virus corona atau COVID-19. Peningkatan imunitas bisa melalui olahraga yang baik dan rutin dan makan makanan yang bergizi.

"Kemudian jangan sampai stres karena itu mengganggu imunitas tubuh. Dan terakhir saya mengajak seluruh komponen bangsa mari kita bersama-sama saling kerja keras memberi dukungan, memberi energi positif, beri upaya dan tekad melawan virus corona. Saya percaya tiap dari kita bisa memainkan peranan penting," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, penanganan pandemi terus jadi perhatian, karena virus ini tidak kenal batas usia dan batas negara.

Dia mengatakan, seminggu yang lalu, tercatat ada 88 negara yang terkena atau terdampak virus corona, lalu pada hari ini tercatat sudah 117 negara yang terdampak.

"Satu minggu naiknya dari 88 ke 117 negara, berarti virus ini enggak kenal batas negara," kata Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya