Cegah COVID-19, Jokowi Minta Masyarakat Tingkatkan Imunitas

Jokowi mengatakan, virus corona atau COVID-1 tidak kenal batas usia dan batas negara.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 13 Mar 2020, 16:47 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2020, 16:47 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Bandara Soekarno Hatta, Jumat (13/3/2020).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Bandara Soekarno Hatta, Jumat (13/3/2020). (Liputan6.com/ Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk meningkatkan imunitas untuk mencegah tertular virus corona atau COVID-19. Peningkatan imunitas bisa melalui olahraga yang baik dan rutin dan makan makanan yang bergizi.

"Kemudian jangan sampai stres karena itu mengganggu imunitas tubuh. Dan terakhir saya mengajak seluruh komponen bangsa mari kita bersama-sama saling kerja keras memberi dukungan, memberi energi positif, beri upaya dan tekad melawan virus corona. Saya percaya tiap dari kita bisa memainkan peranan penting," kata Jokowi di Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (13/3/2020).

Jokowi mengatakan, penanganan pandemi terus jadi perhatian, karena virus ini tidak kenal batas usia dan batas negara.

Dia mengatakan, seminggu yang lalu, tercatat ada 88 negara yang terkena atau terdampak virus corona, lalu pada hari ini tercatat sudah 117 negara yang terdampak.

"Satu minggu naiknya dari 88 ke 117 negara, berarti virus ini enggak kenal batas negara," kata Jokowi.

Untuk Indonesia, kata Jokowi, dalam kurun waktu hampir satu bulan, terkonfirmasi 34 kasus atau warga negara Indonesia yang positif terkena COVID-19. 

 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tidak Ingin Masyarakat Panik

Jokowi Buka Raker Kementerian Perdagangan 2020
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi mengingatkan jajaran Kemendag agar segera mencari jalan keluar dari krisis yang disebabkan oleh virus corona (covid-19). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sejumlah pihak mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang terlalu lambat dan terlena dalam penanganan covid-19. Jokowi mengaku memang sengaja tidak mengumbar penanganan yang telah dilakukan pemerintahannya dalam mencegah penyebaran penyakit karena virus Corona tersebut.

Jokowi mengatakan, pemerintah tidak ingin membuat masyarakat panik.

"Langkah serius telah kita ambil. Tapi di saat bersamaan, kita tidak ingin ada rasa panik, keresahan, di masyarakat. Oleh karena itu, dalam penanganan Covid-19, kita tidak bersuara, kita harus tetap tenang dan berusaha keras," ujar Jokowi di Bandara Soetta, Tangerang, Jumat (13/3/2020).

Dia mencontohkan penanganan kasus Covid-19 nomor 01 dan 02. Setelah diketahui keduanya positif, tim reaksi cepat Kementerian Kesehatan dibantu intelijen BIN dan Polri melacak orang-orang yang kontak langsung dengan pasien tersebut. Pergerakan itu dilakukan dengan diam.

Dua hari kemudian, Jokowi sudah mendapatkan 80 nama yang berada dalam klaster Covid-19 itu.

"Jadi memang ada yang kita sampaikan, ada yang tidak kita sampaikan karena kita tidak ingin menimbulkan keresahan dan kepanikan di masyarakat. Kita berusaha keras mengatasinya," kata Jokowi.

Pasien Corona

Jokowi Tinjau Sterilisasi Masjid Istiqlal
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyaksikan petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (13/3/2020). Proses sterilisasi ini dilakukan dalam rangka mencegah penularan virus corona Covid-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

1. Kasus Nomor 1: perempuan, 31 tahun, sudah sembuh

2. Kasus Nomor 2: perempuan, 64 tahun. Dalam proses tes ulang setelah perawatan.

3. Kasus Nomor 3: 33 tahun, influenza, tunggu hasil tes kedua. sudah sembuh

4. Kasus Nomor 4: 34 tahun, influenza.

5. Kasus Nomor 5: 55 tahun, kondisi stabil, tidak demam, tidak batuk, tidak pilek.

6. Kasus Nomor 6: ABK Diamond Princess, 36 tahun, sembuh.

7. Kasus Nomor 7: perempuan, 59 tahun, kondisi stabil.

8. Kasus Nomor 8: laki-laki, 56 tahun, sudah bisa napas spontan setelah sebelumnya menggunakan ventilator.

9. Kasus Nomor 9: perempuan, 55 tahun, kondisi sakit ringan-sedang.

10. Kasus Nomor 10: laki-laki, 29 tahun, tunggu hasil tes kedua. Hasil tes pertama negatif.

11. Kasus Nomor 11: perempuan, 54 tahun, kondisi: stabil.

12. Kasus Nomor 12: laki-laki, 31 tahun, kondisi sakit ringan-sedang.

13. Kasus Nomor 13: perempuan, 16 tahun.

14. Kasus Nomor 14: laki-laki, 50 tahun, imported case, sembuh.

15. Kasus Nomor 15: perempuan, 43 tahun, imported case.

16. Kasus Nomor 16: perempuan, 17 tahun, imported case.

17. Kasus Nomor 17: laki-laki, 56 tahun, imported case.

18. Kasus Nomor 18: laki-laki, 55 tahun, imported case.

19. Kasus Nomor 19: laki-laki, 40 tahun, imported case, sembuh.

20. Kasus Nomor 20: perempuan, 70 tahun, subklaster Jakarta.

21. Kasus Nomor 21: perempuan, 47 tahun, subklaster Jakarta.

22. Kasus Nomor 22: perempuan, 36 tahun, imported case.

23. Kasus Nomor 23: perempuan, 73 tahun, menggunakan ventilator, kondisi stabil, imported case.

24. Kasus Nomor 24: laki-laki, 46 tahun, imported case.

25. Kasus Nomor 25: perempuan, 53 tahun, meninggal dunia, WNA, imported case.

26. Kasus Nomor 26: laki-laki, 46 tahun, kondisi stabil, WNA, imported case.

27. Kasus Nomor 27: laki-laki, 33 tahun, kondisi stabil, subklaster Jakarta.

28. Pasien Nomor 28: laki-laki, 37 tahun, sakit ringan sedang, imported case.

29. Pasien Nomor 29: laki-laki 51 tahun, sakit sedang, tidak sesak, imported case.

30. Pasien Nomor 30: laki-laki, 84 tahun, sakit sedang, imported case.

31. Pasien Kasus Nomor 31: perempuan, 48 tahun, sakit ringan sedang, imported case.

32. Kasus Nomor 32: laki-laki, 45 tahun, kondisi sakit ringan sedang, imported case.

33. Kasus Nomor 33: laki-laki, 29 tahun, sakit ringan sedang, imported case.

34. Kasus Nomor 34: laki-laki, 42 tahun, sakit ringan sedang imported case.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya