Pemprov DKI Iming-imingi Gaji Rp 2,5 Juta untuk Pasien Covid-19 yang Kabur dari RS Persahabatan

Hal ini dilakukan agar pasien tersebut mau diisolasi.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 13 Mar 2020, 18:29 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2020, 18:29 WIB
RS Persahabatan Corona
RS Persahabatan merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang ditunjuk pemerintah untuk tangani pasien virus Corona. (Liputan6.com/Muhammad Radityo)

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman DKI Jakarta Suharti khawatir pasien yang kabur dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan menularkan ke orang-orang terdekat. Pasien itu poisitif terjangkit virus Corona.

"Rasanya akan cukup banyak kalau tidak di handle," kata Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman DKI Jakarta Suharti seperti yang dililhat Liputan6.com pada video yang diunggah akun YouTube resmi Pemprov DKI Jakarta, Jumat (13/3/2020).

Suharti memaparkan materinya di depan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam rapat bertajuk pencegahan Covid-19 tanggal 10 Maret 2020. Rapat itu pun diabadikan. Rekamannya diunggah di media sosial.

Dalam rekaman, Suharti membeberkan pasien yang kabur termasuk kategori masyarakat bepenghasilan rendah. "Kasus yang waiters ini dengan keluarga yang miskin, punya anak," kata dia.

Seorang pasien positif terjangkit virus Corona atau Covid-19 kabur dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan. Dia menolak diisolasi bersama dengan pasien positif lain di ruangan yang sama.

"Ada Waiters di tempat yang kemarin kasus itu sudah positif tetapi karena tidak ada gejala dan isolasi di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan dan ruang isolasinya bersama kabur pak," kata dia

Suharti mengatakan, pasien itu tidak percaya kalau positif virus Corona sebelum ditunjukkan hasil lab.

"Pasien minta tadi (bukti) bahwa dia positif baru dia akan mau diisolasi," kata Suharti.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Diiming-imingi Gaji Rp 2,5 Juta

Selain itu, pasien juga menolak isolasi di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan karena rentan tertular.

"Menurut pasien lebih bahaya lebih mungkin tertular karena satu ruangan untuk beberapa orang," ujar dia.

Suharti mengatakan, pihaknya sudah membujuk pasien tersebut untuk mau diisolasi. Pemprov DKI bahkan secara sukarela akan merogoh kocek untuk membayar gaji pasien itu sebesar Rp 2,5 juta.

"Dicari tidak bisa, gajinya Rp 2,5 juta sudah akan dibayari oleh Pemda kalau perlu dibayari oleh kita tetapi perlu diisolasi," tutup dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya