Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan, 45 ribu dari 105 ribu unit Alat Perlindungan Diri atau APD akan didistribusikan di wilayah DKI Jakarta, Bogor, dan Banten, serta 40 ribu unit akan didistribusikan di Jabar, Jateng, Yogyakarta, dan Bali, serta 10 ribu unit akan didistribusikan ke seluruh provinsi di luar Jawa dan 1 ribu sebagai cadangan
Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Adian Napitupulu menyarankan pemerintah segera membuka keran impor untuk alat medis. Dia menilai impor itu dibutuhkan karena jumlah pasien meninggal akibat virus Covid-19 terus bertambah.
"Kuburan massal harus dicegah dengan segala cara, salah satunya adalah dengan membuka keran impor untuk alat alat medis baik utuh maupun bahan baku terkait virus corona," ujar Adian kepada wartawan, Senin (23/3/2020).
Advertisement
Adian menilai, perlu impor alat-alat kesehatan seperti masker, alat pelindung diri, termometer, sarung tangan, hand sanitizer, disinfektan, dan alat rapid test. Menurutnya pihak yang bisa mengimpor alat tersebut harus diberi kemudahan.
"Semua pihak yang sanggup mengimpor alat alat tersebut selama kriteria dan uji alatnya layak harus diberi extra kemudahan import bila perlu sementara waktu di bebaskan dari bea impor dan pajak agar alat alat itu menjadi murah dibeli siapapun," kata dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Meringankan Tugas Pemerintah
Tujuannya agar alat medis tersebut mudah ditemukan di toko dan apotek agar masyarakat mudah mendapatkannya. Sehingga, semua pihak saling kerjasama untuk menghalau penyebaran virus corona.
"Dalam situasi ini, kebanjiran lebih baik daripada kekurangan," kata anggota Komisi I DPR ini.
Impor tersebut juga dinilai akan meringankan tugas pemerintah untuk menyediakan alat medis. Tugas pemerintah di sini bisa menetapkan harga eceran tertinggi.
"Kalau negara bisa memanfaatkan para importir dan pedagang maka alat medis itu bisa sampai ke seluruh pelosok pedalaman dengan harga murah tanpa menguras anggaran pemerintah. Selanjutnya Pemerintah bisa menghemat anggaran yang ada untuk di gunakan fokus pada hal lain seperti membangun RS untuk karantina, mensubsidi obat dan alat medis untuk orang orang yang benar benar tidak mampu, lansia, tuna wisma," jelas Adian.
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com
Advertisement