Sambut Hari Pahlawan 10 November, Politisi PDIP Rieke Diah Pitaloka Rilis Versi Baru Lagu Yaa Lal Wathon

Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Rieke Diah Pitaloka merilis versi baru lagu Yaa Lal Wathon jelang Peringatan Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 10 Nov 2023, 02:29 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2023, 20:35 WIB
Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Rieke Diah Pitaloka merilis versi baru lagu Yaa Lal Wathon jelang Peringatan Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November.
Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Rieke Diah Pitaloka merilis versi baru lagu Yaa Lal Wathon jelang Peringatan Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Rieke Diah Pitaloka merilis versi baru lagu Yaa Lal Wathon jelang Peringatan Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November.

Lagu tersebut sengaja dirilis Rieke Diah Pitaloka sehari jelang Hari Pahlawan pada Jumat 10 November 2023 di Pondok Pesantren Nurul Huda, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar).

"Semoga dapat menjadi memori kolektif, pengingat bahwa semangat keimanan yang diajarkan para pahlawan bukan untuk memecah belah. Spirit keimanan justru menjadi energi untuk perjuangan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur," ujar Rieke melalui keterangan tertulis, Kamis (9/11/2023).

Rieke menilai, lagu tersebut sangat bermakna bagi pendidikan, khususnya yang dilandasi keimanan.

"Karena lagu tersebut memiliki makna tentang pentingnya pendidikan yang dilandasai keimanan sebagai semangat untuk mendedikasikan diri bagi kepentingan bangsa dan negara," jelas Rieke.

Rieke melakukan rearrangement lagu Yaa Lal Wathon bersama Agus Wahyudi Minarko. Dia juga melibatkan paduan suara PSM ISI Yogyakarta. Sementara yang mengarasemen audio adalah Dedy Harmanto dan video oleh Mardian Supriadi.

Pada rilis ulang versi baru musik lagu ini, pada bagian intro, Rieke mengambil tema dari Symphony No. 1 Marche Slave (Tchaikovsky). Pada bagian interlude, mengambil tema dari In The Hall of The Mountain (E. Grieg).

Untuk diketahui, Yaa Lal Wathan bermakna cinta tanah air. Lagu tersebut diciptakan pada 1916 oleh KH Wahab Chasbullah untuk membangkitkan cinta tanah air para pemuda (Syubbanul Wathon). Ia pun diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada 2014.

Lagu Yaa Lal Wathon pada akhirnya menjadi semangat para pendiri bangsa untuk memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rieke Diah Pitaloka Ciptakan Lagu Untuk Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri

Megawati dan Mahfud MD Hadiri Peringatan 73 Tahun Lahirnya Pancasila
Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri disambut Duta Arsip Nasional PDIP Rieke Diah Pitaloka saat tiba menghadiri Peringatan 73 Tahun Lahirnya Pancasila di Museum Filateli, Jakarta, Kamis (31/5). (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, politisi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka menciptakan lagu berjudul 'Tentang Ibu'. Lagu tersebut diciptakannya untuk Ketua Umum PDI Perjuangan atau Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Lagu yang diunggah di akun instagram @riekediahp ini juga dinyanyikan langsung oleh Rieke Diah Pitaloka. Lagu ini berisi tentang Megawati yang selalu mengajarkan kesabaran kepada seluruh anak bangsa, terkhusus kader PDIP.

"Kau wanita yang tiupkan semangat. Cintamu bagai semangat yang terangi kehidupan," kata Rieke dalam penggalan lagu tersebut yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Jumat 20 Oktober 2023.

Menariknya, di tengah lagu ada penggalan video curhatan Megawati tentang Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dalam video tersebut, Megawati menilai, semenjak menjadi Presiden, Jokowi semakin kurus.

"Coba lihat Pak Jokowi, saya suka nangis loh. Beliau itu sampai kurus, karena mikir kita loh, mikir rakyat loh," ujar Megawati.

Dalam unggahannya, Rieke juga menyampaikan permintaan maaf karena pernyataannya di media kerap membuat gaduh. Terutama saat dirinya menyampaikan kritik dan saran kepada pemerintahan Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Pak Jokowi dan Mas Ganjar, Kakak-kakak perjuanganku. Pertama maafkan kalau kadang aku terkesan 'gaduh' atau bawel kritik berapa tahun sudah kita bersama, rasanya cukup lama," kata Rieke.

Namun, lanjut Rieke, di antara perselisihan tersebut, Megawati selalu muncul untuk menengahi.

"Kita bagai anak-anaknya sendiri bagi Ibu (Megawati)," kata Rieke.

Rieke melanjutkan, Megawati tidak pernah bosan menemani dirinya, Presiden Jokowi, dan Ganjar untuk terus belajar konsisten memperjuangkan konstitusi.

"Ibu akan secara terbuka membela kita jika kita disakiti, Ibu yang pasang badan bela kita," ujar Rieke.

"Ibu tulus mencintai kita. Semoga kita juga tulus mencintai Ibu dengan perjuangan yang tak pernah surut, konsistensi Konstitusi," tutup Rieke.

 


Rieke Diah Pitaloka Minta Mahfud Md Tetap Jaga Konstitusi

Politisi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka berharap Mahfud Md dapat mengembalikan marwah Mahkamah Konstitusi (MK).
Politisi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka berharap Mahfud Md dapat mengembalikan marwah Mahkamah Konstitusi (MK). (Istimewa)

Sebelumnya, Politisi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka meminta Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md untuk tetap menjaga konstitusi.

Permintaan tersebut disampaikan Rieke saat membagikan postingan atau unggahan penggalan video dirinya tengah berjalan beriringan dengan Mahfud Md pada suatu kesempatan.

"#LajuIndonesia. Tetaplah menjadi penjaga konstitusi pak @mohmahfudmd," ujar Rieke Diah Pitaloka, dikutip dari Instagram @riekediahp, Selasa 17 Oktober 2023.

Menariknya, video ini dilengkapi dengan suara latar nyanyian dengan lirik 'Laju Indonesia, Laskar Juang Indonesia'.

"Bantu perjuangan dengan #share #like n #comment," tulis Rieke.

Dia berharap Mahfud Md dapat mengembalikan marwah Mahkamah Konstitusi (MK). Seperti diketahui, MK sebagai lembaga terhormat kini menjadi sorotan pascaputusan batas usia capres-cawapres.

Rieke Diah Pitaloka mengatakan, harapan 'penjaga konstitusi' tersebut dititipkan di pundak Mahfud MD bukan sekedar ia seorang tokoh bangsa, dan juga sebagai mantan Ketua MK.

infografis Hari Kesehatan Nasional
Pahlawan di Bidang Kesehatan
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya