Tes Spesimen Corona Baru Mampu 7 Ribu per Hari, Ini Sebabnya

Menurut dia, belum tercapainya target dari Jokowi itu dikarenakan kurangnya sumber daya manusia di laboratorium.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 04 Mei 2020, 18:47 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2020, 18:47 WIB
FOTO: Rapid Test COVID-19 di Pasar Modern BSD Tangsel
Petugas medis mengambil sampel darah saat screening test virus corona COVID-19 di Pasar Modern BSD, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/4/2020). Screening test pendeteksi dini tersebut dilakukan di 12 lokasi di Tangerang Selatan untuk menanggulangi COVID-19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengakui bahwa target Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk melaksanakan tes polymerase chain reaction (PCR) virus Corona belum tercapai. Doni menyebut hingga kini Indonesia baru mampu memeriksa paling banyak 7.000 spesimen per hari.

"Bapak Presiden memang sejak 2 minggu yang lalu meminta supaya setiap hari kita mampu unguk melakukan 10.000 pengambilan spesimen. Tetapi kenyataannya, data rill sampai dengan saat sekarang ini baru berkisar antara 6.000 sampai dengan 7.000 spesimen saja," jelas Doni dalam video conference usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin (4/5/2020).

Menurut dia, belum tercapainya target dari Jokowi itu dikarenakan kurangnya sumber daya manusia di laboratorium. Doni menyebut petugas laboratorium hanya bisa bekerja 8 jam per harinya.

"Petugas laboratorium kita jumlahnya terbatas. Jadi mereka sehari diharapkan bisa bekerja 24 jam ternyata hanya mampu 8 jam saja," ujarnya.

Sementara untuk ketersediaan reagen dan PCR, Doni memastikan bahwa tidak ada masalah. Dia menuturkan bahwa jumlah reagen yang tersedia di Indonesia sekitar 1 juta.

"Reagennya sudah terdistribusi dengan jumlah yang sangat banyak, sudah ratusan ribu. Nanti minggu ini akan dilengkapi lagi 500.000. Jadi total sudah sekitar 1 juta reagen, VTM, dan ekstrasi RND yang sudah tersedia," tuturnya.

Agar target dari Jokowi tercapai, Doni Monardo berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk meningkatkan jumlah petugas laboratorium. Dengan tambahan SDM, maka diharapkan 12.000 spesimen dapat diperiksa per harinya.

"Kalau ini nanti kita tingkatkan kemampuan SDM laboratorium kemudian juga dibantu oleh IDI yang ada di seluruh daerah, maka kita harapkan paling tidak bisa 16 jam (kerja)," ucapnya.

"Jadi kalau sudah bisa 16 jam dari yang sekarang 8 jam berarti sudah di atas 12.000 karena reagen tersedia kemudian komponen untuk mendukung tes swab sudah tersedia," sambung Doni.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Deteksi Metode PCR Diperbanyak

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta agar tes untuk mendeteksi virus corona (Covid-19) dengan metode PCR diperbanyak. Jokowi tak mau ada penumpukan pemeriksaan sampel khususnya di daerah episentrum penyebaran virus corona.

"Tes PCR sampai hari ini juga sudah menjangkau 26.500 tes. Ini juga lompatan yang baik, tapi saya ingin setiap hari paling tidak kita bisa mengetes lebih dari 10 ribu (spesimen)," kata Jokowi dalam rapat terbatas melalui video conference, Senin (13/4/2020)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya