Liputan6.com, Jakarta - Pandemi virus corona (Covid-19) yang sedang terjadi membuat pengelola Taman Safari Indonesia mengharapkan bantuan dari seluruh pihak.
Bentuk bantuan yang dibutuhkan untuk menunjang pengembangbiakan satwa dan makanan bagi seluruh hewan yang ada di kebun binatang di bawah pengelolaan Taman Safari Indonesia. Seperti di Taman Safari Bogor, Taman Safari Indonesia II di Pringen, Bali Safari & Marine Park di Gianyar, Batang Dolphin Center, dan Jakarta Aquarium.
Pemilik Taman Safari Indonesia Jansen Manangsang mengemukakan, sejak seluruh kebun binatang Taman Safari Indonesia ditutup satu bulan belakangan akibat dampak Covid-19, berbagai jenis satwa langka terancam kelaparan apabila tidak ada perhatian dari semua pihak.
Advertisement
"Kita memang masih punya cadangan (kas perusahaan) untuk 2-3 bulan ke depan. Tapi cost lebih besar itu dari makanan, kebutuhan anggaran bisa 20 persen," kata Jansen, Jumat (8/5/2020).
Apalagi sampai saat ini pandemi Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan adanya penurunan jumlah kasus. Oleh sebab itu, agar ke depan tidak mengalami krisis pakan hewan, pihaknya mensiasatinya dengan melakukan efisiensi untuk menekan biaya operasional.
Salah satunya adalah tidak membeli rumput atau dedaunan melainkan memanfaatkan tanaman yang ada di kawasan kebun binatang untuk kebutuhan makan hewan herbivora. Kemudian, menggerakkan para karyawannya membantu mencari pakan hewan.
Contohnya di Taman Safari Indonesia yang terletak di Cisarua, Bogor. Di kawasan seluas 150 hektar ini rumput dan dedaunan dari pohon-pohon besar yang tumbuh subur dijadikan pakan hewan koleksinya.
"Kita bersyukur, kendala belum ada. Yang biasa kita beli pakan, sekarang memanfaatkan tanaman yang ada disini," kata Jansen.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pakan Cukup Dua Bulan ke Depan
Selain herbivora, kebutuhan makan bagi hewan pemakan daging juga dianggap masih cukup untuk dua bulan ke depan. Sebab, beberapa minggu terakhir ini ada beberapa pihak yang menyalurkan bantuan berupa daging ayam, sapi dan ikan.
"Memang dari institusi, Badan Karantina, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ada memberikan bantuan. Jadi sampai saat ini belum ada kekurangan makanan," jelasnya.
Meski demikian, ia berharap bantuan tersebut terus mengalir agar kebutuhan makan, pengembangbiakan dan pemeliharaan satwa di Taman Safari Indonesia tetap terjaga dengan baik.
"Pendonor itu juga kita perlukan untuk bidang konservasi atau pemeliharaan. Saat di tempat lain hewan mati, disini justru ada yang melahirkan. Contohnya gajah baru lahir seminggu lalu dan anaknya kita namakan Covid," terangnya.
Advertisement