Viral Suara Dentuman Terdengar di Jateng, Ini Kata BMKG

Kabar soal dentuman di Jawa Tengah viral di media sosial pagi ini. Warga mengaku mendengar semacam dentuman cukup keras pada dini hari tadi.

oleh Muhammad Ali diperbarui 11 Mei 2020, 10:24 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2020, 10:00 WIB
Ilustrasi gelombang suara.
Ilustrasi gelombang suara. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar soal dentuman di Jawa Tengah viral di media sosial pagi ini. Warga mengaku mendengar semacam dentuman cukup keras pada dini hari tadi.

Terkait ramainya pemberitaan adanya suara dentuman yang terdengar di beberapa tempat di Jawa Tengah tadi pagi dini hari, beberapa warga masyarakat menduga bahwa suara tersebut berasal dari kejadian gempa tektonik.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan informasikan suara dentuman itu terjadi pada Senin (11/5/2020) pukul 00.45 WIB sampai 01.15 WIB. Yang mana periode ini disebut-sebut warga muncul suara dentuman.

"Namun setelah dilakukan pengecekan terhadap gelombang seismik dari seluruh sensor gempa BMKG yang tersebar di Jawa Tengah, hasilnya menunjukkan tidak ada catatan aktivitas gempa yang terjadi di Jawa Tengah," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada Liputan6.com, Senin (11/5/2020).

"Sehingga kami memastikan sumber suara dentuman tersebut tidak berasal dari gempa tektonik, karena jika sebuah aktivitas gempa sampai mengeluarkan bunyi ledakan, artinya kedalaman hiposenter gempa tersebut sangat dangkal, dekat permukaan, dan jika itu terjadi maka akan tercatat oleh sensor gempa," jelas dia.

Saat ini, lanjut Daryono, BMKG mengoperasikan lebih dari 22 sensor gempa dengan sebaran yang merata di Jawa Tengah. Sehingga jika terjadi gempa di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya maka dipastikan gempa tersebut akan terekam.

"Selanjutnya diproses untuk kami tentukan magnitudo dan lokasi titik episenternya untuk diinformasikan kepada masyarakat," ujar dia.

Daryono menjelaskan, bunyi ledakan akibat gempa sangat dangkal lazimnya hanya terjadi sekali saat terjadi patahan batuan dan tidak berulang-ulang, seperti halnya peristiwa gempa dangkal yang mengeluarkan dentuman keras di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang pada 17 Februari 2014.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penyebab Dentuman

Gempa Lereng Merbabu saat itu memiliki magnitudo M 2,7 terjadi pagi hari pukul 06.01.19 WIB. Episenternya terletak pada koordinat 7,39 LS dan 110,48 BT dengan kedalaman 3 km. Seperti yang dilaporkan warga Desa Sumogawe, gempa yang merusak beberapa rumah ini diikuti suara dentuman keras hingga membuat warga resah, khawatir Gunung Merbabu akan meletus.

"Ada beberapa kemungkinan penyebab suara dentuman saat terjadi gempa. Fenomena dentuman saat gempa dapat terjadi jika gempa memicu gerakan tanah berupa rayapan tiba-tiba dan sangat cepat di bawah permukaan," terang dia.

Kemungkinan lain, lanjut Daryono, berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif, dalam hal ini ada mekanisme dislokasi batuan yang menyebabkan pelepasan energi berlangsung secara tiba-tiba dan cepat hingga menimbulkan suara ledakan.

"Apalagi jika terjadinya patahan batuan tersebut terjadi di kawasan lembah dan ngarai atau di kawasan tersebut banyak rongga batuan sehingga memungkinkan suaranya makin keras karena resonansi. Beberapa peristiwa gempa Bantul 2006 juga mengeluarkan bunyi dan sempat meresahkan warga saat itu. Namun suara dentuman yang terjadi tadi pagi dipastikan bukan dari aktivitas gempa tektonik," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya