242 Korban Banjir dan Longsor di Bogor Mengungsi di Rumah Saudara

Sebanyak 14 rumah di Kampung Legok Pesar, Desa Wangunjaya, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor rata dengan tanah diterjang banjir dan longsor

oleh Achmad Sudarno diperbarui 14 Mei 2020, 23:01 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2020, 23:01 WIB
Banjir
Ilustrasi Foto Banjir (iStockphoto)​

Liputan6.com, Bogor - Ratusan jiwa korban banjir dan longsor di Desa Wangunjaya, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, mengungsi ke rumah saudara masing-masing. Rumah mereka rata dengan tanah akibat diterjang banjir bandang berupa air bercampur lumpur.

"Diatur dititipkan di saudaranya masing-masing yang ada di desa itu," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Yani Hasan, Kamis (14/5/2020).

Pascabencana tersebut, pemerintah daerah tidak mendirikan tenda pengungsian untuk menampung 69 kepala keluarga (KK) atau sebanyak 242 jiwa. "Enggak, tenda untuk petugas penanggulangan bencana dari polisi yang dibuat," ucap Yani.

Yani mengaku pihak BPBD sudah menyalurkan bantuan logistik kepada warga kebutuhan makan mereka sehari hari terpenuhi.

"Kemarin kita sudah kirim bahan pokok makanan dan pakaian. Nanti kita kirim lagi sesuai kebutuhan," kata dia.

Sebanyak 14 rumah di Kampung Legok Pesar, Desa Wangunjaya, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor rata dengan tanah diterjang banjir dan longsor pada Rabu (13/5/2020).

Seluruh harta benda mereka tidak ada yang tersisa, habis tertimbun lumpur sedalam 4 meter. Satu unit kendaraan roda empat dan sejumlah sepeda motor terseret lumpur.

Bencana alam hebat tersebut, sebuah majlis taklim, 2 MCK dan dua rumah juga mengalami kerusakan.

Satu orang warga bernama Syamsu (48) meninggal dunia terseret banjir bandang saat hendak mengevakuasi mertuanya.

Empat orang lainnya mengalami luka saat menyelamatkan diri dari terjengan banjir lumpur yang terjadi saat sahur. Keempat orang tersebut yakni Toto, Ujang, Johanes, dan Hanafi.

Menurut warga, banjir dan longsor disebabkan hujan dengan intensitas tinggi sejak Selasa (12/5/2020) hingga Rabu (13/5/2020) dini hari.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Longsor

Ilustrasi Tanah Longsor
Ilustrasi Tanah Longsor

Sebelum banjir bandang, terjadi longsor dua kali di Gunung Leutik yang berada tak jauh dari permukiman warga. Mereka mengaku sempat mendengar suara gemuruh yang kencang.

"Longsor terjadi dua kali. Pertama jam 01.00 WIB, kedua jam 03.30 WIB. Yang kedua ini sempat terdengar dentuman, bunyinya sampe kedengaran ke kampung-kampung sebelah," ujar Ketua RW 11, Barnas.

Asep Suparna, warga setempat mengatakan, Gunung Leutik sudah terlihat mengalami retakan sejak sebulan lalu. Warga juga sudah menduga bukit tersebut sewaktu-waktu bakal longsor.

"Makanya waktu kejadian longsor pertama, warga langsung mengungsi. Kalau tidak, mungkin korbannya banyak," ucapnya.

Sementara itu, beredar kabar longsor diakibatkan adanya alih fungsi kawasan hutan di kawasan Gunung Leutik menjadi objek wisata yang dikelola Pemerintah Desa Wangunjaya.

"Nanti kita akan cek lokasi untuk mengetahui apakah objek wisata itu menyebabkan dampak bencana ini," kata Bupati Bogor Ade Yasin. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya