Cerita dari Badui yang Bebas dari Pandemi Corona karena Ritual Kawalu

Sama seperti hari-hari sebelum pandemi Corona melanda Tanah Air, masyarakat adat Badui masih melakukan rutinitasnya. Begini ceritanya.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 17 Mei 2020, 13:32 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2020, 13:32 WIB
Salim, Peserta Terkecil Badui Seba
Salim peserta terkecil Badui Seba. (Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Lebak - Sama seperti hari-hari sebelum pandemi Corona melanda Tanah Air, masyarakat adat Badui masih melakukan rutinitasnya. Kehidupan mereka masih berjalan seperti biasanya di saat warga sejumlah daerah membatasi pergerakannya demi menekan wabah Corona.

Pagi hari, sebagian dari mereka tetap pergi ke ladang, untuk budi daya tanaman pangan, hortikultura, dan palawija.

Sebagian masih sibuk dengan budi daya lebah madu, membuat gula aren dan membuat kerajinan kain tenun.

Ya, masyarakat yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, ini memang masih terbebas dari pandemi Corona. Pasalnya, selama 3 bulan ini, mereka menjalankan ritual Kawalu. Ritual ini mirip dengan kekarantinaan wilayah atau lockdown.

"Di mana ritual Kawalu itu warga Badui Dalam yang tersebar di Kampung Cikeusik, Cibeo dan Cikawartana tertutup bagi pengunjung maupun wisatawan," kata Tetua Adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Jaro Saija, di Lebak, seperti dilansir Antara, Minggu (17/5/2020).

Menurut dia, pemukiman masyarakat Badui kini sepi karena tidak ada pengunjung saat pandemi Corona berlangsung.

Dia menjamin, belum ditemukan warga Badui yang dinyatakan positif terinfeksi virus Corona.

"Kami menjamin pemukiman Badui terbebas dari penyakit yang mematikan itu juga melakukan penjagaan agar pengunjung yang hendak masuk ke tanah hak ulayat Badui dilakukan pemeriksaan kesehatan," ujar Jaro Saija.

Menurut dia, selama menjalani ritual Kawalu pada pandemi virus Corona, warga Badui tidak boleh pergi ke luar daerah. Terlebih Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor sebagai daerah zona merah penyebaran virus Corona.

Begitu juga warga Badui yang kini tinggal di perantauan di luar daerah diminta segera pulang ke kampung. Namun, sebelum kembali ke kampung halaman, mereka diwajibkan menjalani pengecekan kesehatan di puskesmas setempat.

Pemeriksaan kesehatan itu di antaranya untuk mencegah penularan Corona.

"Kami minta warga Badui agar tetap berada di ladang maupun rumah guna mencegah pademi Covid-19 itu," kata Jaro Saija.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Benarkan

Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullahami membenarkan, belum ada warga Lebak yang dinyatakan positif Covid-19, termasuk masyarakat Badui.

Pemerintah daerah mengoptimalkan sosialisasi edukasi tentang bahaya Covid-19 juga melaksanakan protokol kesehatan sesuai aturan pemerintah dengan menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, tidak berkerumun, berada di rumah dan menghindari dari keramaian.

Selain itu, memperketat jalur pemudik di 10 posko perbatasan untuk menolak pemudik dari zona merah Covid- 19 yang sudah diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Kami bekerja keras agar Lebak dan warga Badui terbebas dari pandemi Covid-19," kata Firman.

Berdasarkan data pada laman siagacovid19.lebakkab.go.id, Sabtu 16 Mei 2020, jumlah kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) tercatat 539 orang terdiri dari 36 orang dalam status pemantauan dan 503 orang dalam status aman.

Jumlah warga dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tercatat 26 orang, terdiri dari 14 orang berstatus pengawasan, 6 orang berstatus aman dan 6 meninggal serta 41 Orang Tanpa Gejala (OTG).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya