Update Corona Sabtu 23 Mei: Pasien Covid-19 Meninggal Dunia Menjadi 1.351 Jiwa

Data update pasien Corona Covid-19 ini tercatat sejak Jumat, 22 Mei 2020 pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.

oleh Devira PrastiwiNafiysul Qodar diperbarui 23 Mei 2020, 16:04 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2020, 16:03 WIB
Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto pada konferensi pers update Corona di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (15/4/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Pasien terinfeksi corona Covid-19 yang meninggal dunia di Indonesia masih terus bertambah.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto melaporkan, per hari ini, Sabtu (23/5/2020), ada 25 penambahan pasien yang meninggal dunia akibat virus corona.

"Sehingga menjadi 1.351 orang," ujar Yurianto melalui konferensi pers daring di Graha BNPB Jakarta, Sabtu (23/5/2020).

Sementara itu, jumlah pasien sembuh dari virus corona Covid-19 pada hari ini juga bertambah 192 orang. Sehingga total akumulatif ada 5.249 orang yang dinyatakan sembuh dan negatif corona Covid-19.

Sementara kasus positif corona Covid-19 di Indonesia juga tetap bertambah. Pada hari ini, kasus terkonfirmasi positif corona Covid-19 di tanah air bertambah 949 orang.

Dengan begitu, total akumulatif pasien corona Covid-19 di Indonesia sampai saat ini mencapai 21.745 orang.

Data update pasien Corona Covid-19 ini tercatat sejak Jumat, 22 Mei 2020 pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ingatkan Warga Tak Mudik

Ahmad Romadoni/Liputan6.com
Imam besar Istiglal KH Nasaruddin Umar (Ahmad Romadoni/Liputan6.com)

Sebelumnya, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menyampaikan, menahan diri untuk tidak mudik saat pandemi Corona dapat membawa manfaat besar, khususnya bagi orangtua yang berada di kampung halaman.

"Kalau kita mudik sekarang, kasihan, memberikan beban moral terhadap orangtua kita. Banyak pengalaman yang kita terima dari kampung. Akhirnya orangtuanya dikucilkan gara-gara tamunya, anaknya dari Jakarta misalnya," tutur Nasaruddin di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Sabtu (23/5/2020).

Menurut Nasaruddin, kondisi saat ini memberikan tekanan besar bagi masyarakat. Bahkan rasa takut dapat membawa rusaknya sikap bertetangga.

"Ini gara-gara tetangga kita membawa tamu dari kota. Ini kita was-was. Jadi kita mungkin pulang kembali ke kota, orang tua kita masih dikucilkan tetangga. Jadi kalau kita mudik sekarang, itu sangat membebani orang tua kita di sana," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya