Menkop dan UKM Dorong Platform Digital Terintegrasi Bagi UMKM

Teten diskusi daring dengan topik Sharing Informasi Strategi Penguatan Koperasi dan UMKM dengan Menggunakan Teknologi Informasi, Selasa (16/6/2020).

oleh Reza diperbarui 17 Jun 2020, 09:52 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2020, 09:52 WIB
Teten Masduki
Teten dalam diskusi daring dengan topik Sharing Informasi Strategi Penguatan Koperasi dan UMKM dengan Menggunakan Teknologi Informasi, Selasa (16/6/2020).

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 telah membawa sekitar 700 UMKM kuliner masuk ke market online milik platform digital ternama. Menurut Teten ke depan, sangat penting bagi UMKM terhubung dengan platform digital yang terintegrasi agar memudahkan pemerintah melakukan kebijakan stimulus. Yang dimaksud terintegrasi misalnya dalam hal sumberdaya manusia, pembiayaan, dan market.

“Dari UMKM yang terhubung dengan digital dengan mudah bisa dilihat record digitalnya, karena kemarin dengan mudah Kementerian Keuangan menyetujui bantuan-bantuan untuk mereka, karena by name by address sudah baik,” kata Teten dalam diskusi daring dengan topik Sharing Informasi Strategi Penguatan Koperasi dan UMKM dengan Menggunakan Teknologi Informasi, Selasa (16/6/2020).

Tidak hanya UMKM kuliner, sisi positif dari pandemi Covid-19 UKM juga membuat warung-warung tradisional, maupun warung sembako yang menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang paling lama bertahan dengan jumlah 3,5 juta unit, sekarang sudah terhubung dan teridentifikasi dengan market online jumlahnya sekitar 750 unit dan sebagian lagi masih perlu didorong ke sana.

“Jadi sebenarnya sekarang sudah banyak pengelompokan-pengelompokan ini dan banyak juga asosiasi-asosiasi UMKM yang diperlukan kalau kita mau menyusun sebuah platform, sehingga mereka secara sukarela tertarik untuk gabung. Ini memang secara bisnis harus ada yang menarik bagi mereka,” ujar Teten.

Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM terdapat 60,66 juta UMKM yang sudah terhubung dengan saluran pembiayaan dari lembaga keuangan. Namun data tersebut kata Teten perlu divalidasi mengingat masih terjadi overlap karena kemungkinan UMKM meminta bantuan pembiayaan ke lebih dari satu lembaga keuangan.

“Tapi paling tidak sudah ada kalau diperkirakan mungkin sekitar 50%nya sudah terhubung ke market online, ke pembiayaan, by name by address sudah bisa kita identifikasi, tapi seperti yang kita ketahui masih banyak yang belum terhubung. Nah ini yang masih kita kaji,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Menkop dan UKM memuji kinerja perusahaan financial technology (fintech). Meski virus Corona yang kian mewabah, pemain fintech telah menunjukkan kinerja yang luar biasa dengan menyasar sektor-sektor informal yang selama ini tidak terhubung dengan perbankan. Bahkan data UMKM yang terhubung dengan perusahaan fintech telah mencapai 20%.

“Mungkin dari situ nanti kita dari pemahaman lapangan, dari fakta-fakta yang real, menurut saya penting untuk merumuskan platform baru supaya platform baru itu betul-betul melengkapi satu sama lain dan juga dibutuhkan oleh UMKM, baik misalnya tadi untuk sumberdaya manusia, pembiayaan, market, baik dalam negeri maupun ekspor. Termasuk juga kepentingan kita untuk membuat kebijakan-kebijakan yang tepat untuk UMKM,” tukas Teten.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya