Kasus Positif Covid-19 Selalu Lebih 1.000, Ini 5 Pernyataan Tim Pakar Gugus Tugas

Beberapa hari belakangan, penambahan kasus positif Corona Covid-19 per harinya selalu lebih dari 1.000.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 04 Jul 2020, 08:10 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2020, 08:10 WIB
Wiku Adisasmito
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan pemulihan daerah menuju kondisi produktif dan aman COVID-19 dengan indikator yang diadopsi dari WHO, Kamis (4/6/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona Covid-19 masih menggeliat. Di Indonesia, jumlah kasus positifnya pun terus bertambah.

Bahkan beberapa hari belakangan, penambahan kasus positif Corona Covid-19 per harinya selalu lebih dari 1.000.

Hal itu pun diakui Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. Dia mengatakan, penambahan tersebut lantaran jumlah orang yang dites semakin banyak.

"Selama beberapa minggu terakhir ini tercatat ada lebih dari 1.000 kasus yang terkonfirmasi positif. Jumlah ini meningkat karena jumlah testing juga meningkat," ujar Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan Sekretariat Presiden, Kamis 2 Juli 2020.

Meski begitu, menurut Wiku, data zonasi Corona menunjukkan adanya tren penurunan zona merah. Ini berarti, risiko peningkatan kasus Corona di Indonesia dari waktu ke waktu semakin turun.

Berikut 5 pernyataan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terkait perkembangan kasus Corona di Tanah Air dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Akui Jumlah Kasus Selalu Lebih dari 1.000

Wiku Adisasmito
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan istilah herd immunity muncul dari bahasa asing saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (2/6/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui bahwa kasus baru virus corona di tanah air bertambah 1.000 per harinya dalam beberapa hari terakhir.

Dia mengatakan, hal tersebut lantaran jumlah orang yang dites semakin banyak.

"Selama beberapa minggu terakhir ini tercatat ada lebih dari 1.000 kasus yang terkonfirmasi positif. Jumlah ini meningkat karena jumlah testing juga meningkat," jelas Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan Sekretariat Presiden, Kamis 2 Juli 2020.

 

Angka Positivity Rate Menurun

Wiku Adisasmito
Di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (26/5/2020), Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Wiku Adisasmito, setiap negara perlu menerapkan indikator kesehatan masyarakat untuk menentukan suatu daerah siap berkegiatan. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Kendati begitu, Wiku menyebut, positivity rate Covid-19 di Indonesia sudah menurun dalam beberapa waktu belakangan.

Positivity rate adalah rasio antara jumlah kasus positif dengan total tes. Apabila angka positivity rate tinggi, maka kemungkinan besar ada kasus yang belum terdeteksi.

"Jika kita melihat tren positivity rate-nya justru turun. Positivity rate ini menunjukkan proporsi jumlah kasus orang yang dikonfirmasi positif dengan yang diuji," kata dia.

Wiku mencontohkan angka positivity rate pada 15-21 Juni lalu yakni, 14 persen. Angka ini kemudian turun menjadi 12 persen pada 22-28 Juni 2020.

 

Angka di Zona Merah Menurun

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Wiku mengatakan, data zonasi Corona menunjukkan adanya tren penurunan zona merah. Ini berarti, risiko peningkatan kasus Corona di Indonesia dari waktu ke waktu, turun.

Data Gugus Tugas Covid-19 menunjukkan jumlah zona merah atau daerah dengan risiko tinggi penularan Corona turun menjadi 65 daerah pada 7 Juni. Padahal, pada 31 Mei 2020, ada 108 daerah.

Angka itu kembali turun menjadi 51 daerah per 14 Juni, meski sempat naik menjadi 57 daerah per 21 Juni. Tapi kemudian turun lagi menjadi 53 daerah per 28 Juni.

"Kalau melihat kondisi setiap minggu dari Mei sampai dengan 28 Juni di situ terlihat daerah merahnya dari banyak makin lama makin turun. Artinya, risiko peningkatan kasusnya dari waktu ke waktu turun," tegas Wiku.

 

Jaga Zona Hijau

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Wiku kemudian meminta agar wilayah kabupaten/kota yang sudah berstatus hijau untuk tetap mempertahankan daerahnya agar tidak terdampak virus Corona dari tempat lain.

Dalam pemaparannya, Wiku mengungkapkan perubahan zona risiko Corona Covid-19 di Indonesia terjadi setiap pekan dan masih terbilang dinamis.

"Kenapa dinamis? Karena tergantung dari kedisiplinan masyarakat dan pimpinan daerahnya secara kolektif bekerja mempertahankan dan memperbaiki keadaannya," kata Wiku.

"Jadi meskipun hijau itu tidak serta merta terus tidak ada risiko. Mereka tetap punya risiko. Jadi harus tetap menjaga jangan sampai yang tidak pernah terdampak jangan sampai ketularan dari tempat lain," tambah dia.

 

Minta Masyarakat Tetap Disiplin

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Menurut Wiku, melihat kondisi Indonesia tidak boleh hanya dilakukan di pusat. Tapi juga harus memperhatikan kondisi setiap daerah.

Ketangguhan bangsa Indonesia bisa dilihat dengan keberadaan zona hijau dan kuning Covid-19 yang berada di sekitar 50 persen dari total kabupaten/kota.

Total zona hijau dan kuning meningkat dari 46,7 persen per 31 Mei 2020 menjadi 55,25 persen dari total jumlah kabupaten dan kota di Indonesia.

"Minimal sekitar 50 persen daerah di Indonesia risiko peningkatan kasusnya rendah dan tidak terdampak, itu adalah modal bangsa kita untuk membangun ke depan," jelas Wiku.

Namun, dia menegaskan bahwa semua pihak harus tetap menjalankan kedisiplinan mengingat masih ada perubahan dinamis dari zonasi risiko Covid-19.

Daerah yang berada di zona hijau masih memiliki risiko penularan dan Wiku mengingatkan agar tetap menjaga protokol kesehatan agar tidak tertular dari zona lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya