Kemendibud Bakal Permanenkan Belajar Jarak Jauh, DPR: Ada Yang Tak Bisa Digantikan Sistem Tatap Muka

Hetifah melihat, pemanfaatan teknologi bisa dimanfaatkan untuk menjembatani kesenjangan pendidikan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 07 Jul 2020, 08:25 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2020, 08:25 WIB
Diperpanjang Sampai 20 Mei, Siswa Belajar Online di Rumah
Siswa sekolah dasar belajar online menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meetings di Pamulang Tangerang Selatan, Kamis (2/4/2020). Menunjuk Surat Edaran Mendikbud, Kepala BNPB dan Walikota Tangsel, pelaksanaan belajar dari rumah di perpanjang sampai tanggal 20 Mei 2020. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud) berencana menerapkan metode pendidikan jarak jauh  secara permanen.

Terkait hal ini, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menilai kebijakan itu sangat mungkin dilakikan setelah pandemi corona berlalu. 

"Yang saya tangkap dari pernyataan tersebut maksudnya adalah setelah semua adaptasi yang telah kita lakukan selama pandemi, tidak mungkin kita kembali lagi sepenuhnya melakukan KBM dengan cara-cara lama," kata Hetifah, Senin (6/7/2020). 

Menurutnya, pemerintah juga perlu memaksimalkan teknologi yang sudah dipelajari untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar, dengan  mengkombinasikan sistem pendidikan jarak jauh dengan tatap muka.

Karenanya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini, berharap kedepannya Kemendikbud akan menerapkan beberapa strategi untuk meningkatkan akses terhadap teknologi.

"Antara lain memastikan setiap satuan pendidikan memiliki infrastruktur TIK yang memadai, bekerjasama dengan provider dan membuat paket subsidi internet, juga bekerjasama dengan Kominfo dan PLN untuk menyediakan akses internet dan listrik yang merata. Itu semua tercantum dalam draft peta jalan pendidikan nasional 2020-2035," ungkap Hetifah. 

Dia melihat, pemanfaatan teknologi bisa dimanfaatkan untuk menjembatani kesenjangan pendidikan.

"Kesenjangan kualitas dan geografis bisa sedikit banyak teratasi dengan bantuan teknologi. Misalnya, anak-anak di pelosok sekarang bisa mendapatkan pengajaran dari guru-guru terbaik skala nasional melalui bantuan aplikasi. Ini bisa kita manfaatkan untuk pemerataan," ucap Hetifah. .

Namun demikian, dia mengingatkan agar Kemendikbud memperhatikan kesediaan akses untuk semua merupakan prasyarat, jika tidak justru ini bisa menambah kesenjangan.

Meski begitu, dia mengingatkan bahwa tidak semua hal bisa tergantikan dengan pembelajaran jarak jauh..

"Misalnya pembangunan karakter, itu memerlukan keteladanan yang anak lihat sehari-hari, jadi tidak mungkin diajarkan hanya secara jarak jauh. Juga kemampuan bersosialisasi, harus tatap muka. Saya rasa Kemendikbud juga mengerti ini dan tidak mungkin semerta-merta dihilangkan.” pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Manfaatkan tekonologi

4 Pokok Kebijakan 'Merdeka Belajar', Ini Penjelasan Mendikbud
Nadiem Makarim (Sumber: Kemdikbud.go.id)

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengungkapkan, pembelajaran jarak jauh bisa diterapkan permanen setelah pandemi Covid-19 selesai.

Berdasarkan penilaian Kemendikbud, kegiatan belajar-mengakar dengan memanfaatkan teknologi akan menjadi hal yang mendasar.

Nadiem menyebutkan, pemanfaatan teknologi memberi kesempatan kepada sekolah melakukan berbagai modeling kegiatan belajar.

"Pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model. Adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, seperti diberitakan Kompas.com, Kamis, 3 Juli 2020.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya