Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa teguran keras yang diberikan kepada para menteri beberapa waktu lalu bukanlah bentuk kemarahan. Menurut dia, teguras keras itu agar para menterinya bekerja lebih keras lagi.
"Saya minta pada para menteri untuk bekerja keras. Tapi kalau mintanya, dengan agak berbeda, yaitu memotivasi para menteri agar bekerja lebih keras lagi. Bukan marah, memotivasi agar lebih keras lagi kerjanya," jelas Jokowi kepada wartawan di Halaman Istana Merdeka Jakarta, Senin (13/7/2020).
Berdasarkan informasi yang diterimanya, puncak virus corona (Covid-19) diprediksi terjadi Agustus-September 2020. Untuk itu, dia memotivasi para menterinya bekerja extraordinary untuk menekan penyebaran virus corona.
Advertisement
"Kalau kita tidak melakukan sesuatu ini bisa angkanya bisa berbeda. Oleh sebab itu saya minta para menteri untuk bekerja keras," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengancam akan melakukan reshuffle atau perombakan kabinet di tengah pandemi virus corona. Nada bicara Jokowi berulang kali meninggi saat berpidato.
Masih dengan nada tinggi, Jokowi menyatakan akan mengambil langkah tegas bagi menterinya masih bekerja biasa-biasa saja di masa pandemi corona. Misalnya, melakukan reshuffle kabinet atau membubarkan lembaga.
Harus Lakukan Langkah Extraordinary
"Langkah-langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah-langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apapun yang extra ordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," tegas Jokowi dalam video yang diunggah Sekretariat Presiden, Minggu 28 Juni 2020.
"Bisa saja membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya," sambung Jokowi.
Advertisement