IPW: Penangkapan Djoko Tjandra Tak Terkait Bursa Kapolri

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, penangkapan Djoko Tjandra tidak ada kaitannya dengan bursa Kapolri.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Agu 2020, 13:23 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2020, 13:22 WIB
FOTO: Buronan Kasus Bank Bali Djoko Tjandra Ditangkap
Djoko Tjandra Ditangkap: Terpidana pengalihan hak tagih atau cessie Bank Bali, Djoko Sugiarto Tjandra digiring masuk kedalam mobil usai tiba di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (30/7/2020). Djoko Tjandra langsung dibawa ke Bareskrim Mabes Polri. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, penangkapan Djoko Tjandra tidak ada kaitannya dengan bursa Kapolri.

"Ada yang menghubung-hubungkan, padahal tidak ada hubungannya, jauh panggang dari api," kata Neta, Minggu (2/8/2020)

Ditambah lagi, IPW mendapat informasi bahwa calon kapolri ke depan yang akan dipilih presiden berasal dari kalangan bintang dua. Proses suksesinya akan satu paket dengan calon wakapolri. Namun informasi yang diperoleh IPW ini tetap kembali pada situasi aktual dan menjadi hak prerogatif presiden. Sebab presiden punya kriteria sendiri tentang calon kapolri yang akan diangkatnya di masa depan.

Bagaimanapun juga, menurut Neta, calon Kapolri yang akan diangkat presiden harus melihat situasi aktual politik saat itu dan proyeksi situasi ke depan. Namun semuanya tergantung pada insting politik presiden.

"Semuanya sangat tergantung pada insting politik presiden maupun hak prerogatif presiden, apalagi pergantian Kapolri masih lama," ujarnya

Selain itu, Neta menegaskan bahwa penangkapan Djoko Tjandra dilakukan Kepolisian Diraja Malaysia, bukan oleh Polri. Kepolisian Diraja Malaysia menyerahkannya kepada Polri.

Neta menyampaikan, IPW sangat mengapresiasi Kepolisian Diraja Malaysia yang mau mendengar aspirasi rakyat Indonesia. IPW berterima kasih karena Kepolisian Diraja Malaysia telah membantu penangkapan Joko Tjandra hingga menyerahkan buronan kelas kakap itu kepada Polri.

"IPW memberi apresiasi kepada Kepolisian Diraja Malaysia yang sudah mau mendengar aspirasi rakyat Indonesia dan membantu penangkapan Djoko Tjandra serta menyerahkan buronan kelas kakap itu kepada Polri," katanya

Tingkatkan Kerjasama Internasional

Neta meminta Polri bisa mencontoh apa yang dilakukan Kepolisian Malaysia, khususnya NCB Interpol Polri dalam melakukan lobi ke negara-negara lain. Di mana di negara tersebut terdapat buronan koruptor yang bersembunyi di sana. Mengingat masih ada 38 buronan NCB Interpol Polri di luar negeri.

"Kerjasama yang ditunjukkan pihak Malaysia dengan indonesia ini patut dicontoh Polri ke depan," ujarnya.

Pasca tertangkap Joko Tjandra, kerjasama internasional perlu dilanjutkan. Sehingga Polri bisa segera menangkap buronan lainnya. Seperti bos Gajah Tunggal Syamsul Nursalim dan Itji Nursalim yang saat ini diduga bersembunyi di Shanghai, China.

Atas semua penjelasan yang ia terangkan, Neta mengimbau masyarakat dan segala pihak agar tidak mengaitkan kasus Djoko Tjandra dengan suksesi Kapolri. Diharapkan, semua pihak bisa bersabar menunggu momentum yang akan terjadi.

"Jangan dikaitkan karena tidak ada kaitannya, sebaiknya semua pihak sabar menunggu," tuturnya.

IPW melihat, presiden akan memulainya dengan reshuffle kabinet, pergantian panglima TNI dan suksesi Kapolri. Hal ini dilakukan agar kedepannya, pemerintahan bisa semakin efektif dan stabilitas keamanan kondusif.

"Kami lihat, pasca new normal, semua yang akan dilakukan presiden itu agar pemerintahan ke depan semakin efektif dan stabilitas keamanan kondusif," tutup Neta.

Reporter: Rifa Yusya Adilah

Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya