Kebun Binatang Ragunan Akan Direvitalisasi Tahun Depan

Pemprov DKI Jakarta akan menyulap Taman Margasatwa Ragunan (TMR) menjadi kawasan ekowisata yang memiliki seluruh koleksi flora dan fauna Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Agu 2020, 13:46 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2020, 13:31 WIB
Ragunan Sepi Pengunjung di Libur Idul Adha
Kawanan Burung Pelikan di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Sabtu (1/8/2020). Di masa pandemi corona ini, Ragunan sepi pengunjung di libur panjang Idul Adha 1441 H dibandingkan tahun lalu. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta akan menyulap Taman Margasatwa Ragunan (TMR) menjadi kawasan ekowisata yang memiliki seluruh koleksi flora dan fauna Indonesia. 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria atau Ariza menyatakan, tidak hanya akan menambahkan koleksi fauna, namun juga koleksi flora asal Indonesia yang sangat kaya dan beragam.

Pemprov DKI juga akan membangun waduk atau danau sebagai sarana pencegahan dan penanganan banjir di ibu kota, khususnya di kawasan Pasar Minggu yang rawan banjir. Ariza berharap, danau yang dibangun bisa menjadi tempat penampungan air hujan.

“Kita pastikan di tempat ini akan disiapkan waduk atau danau untuk menampung air. Semoga ini bisa menjadi kontribusi yang baik dalam rangka pencegahan dan penanganan banjir di Jakarta," kata Ariza dalam keterangan resminya (10/8).  

Pelaksanaan revitalisasi membutuhkan anggaran yang besar, meskipun begitu, Ariza berharap sebisa mungkin pembangunan revitalisasi ini bisa dilaksanakan dalam waktu dekat. Proses revitalisasi Ragunan diperkirakan akan rampung dalam waktu empat sampai lima tahun. Maka ia menargetkan perencanaan harus dimulai selambat-lambatnya pada 2021.

“Kita akan mulai secepat mungkin, kalau memungkinkan bisa tahun ini, kita mulai. Tapi, paling lambat tahun depan dan kita buat perencanaannya, rencana umumnya sudah sangat baik, istilahnya blue and green,” ujar Ariza di Ragunan, Jakarta Selatan (9/10/2020). 

Tujuan dari revitalisasi Ragunan ini bukan hanya untuk penghijauan saja, Ariza ingin menjadikan tempat wisata di lahan seluas 140 hektar ini bisa menjadi tempat rekreasi kebanggan ibu kota. Untuk itu, ia akan merevitalisasi TMR semaksimal mungkin.

"Di sini, selain hijau dan menarik, semoga bisa menjadi tempat rekreasi, tempat berinteraksi antara manusia dengan satwa. Kita pastikan bahwa tempat ini menjadi tempat yang baik dan menjadi kebanggaan bagi seluruh warga Jakarta,” ujarnya.

 

Bertahap

Nantinya, revitalisasi TMR akan dibangun secara bertahap. Akan ada pembagian zonasi dalam merevitalisasi TMR ini. Sehingga pembangunannya tidak akan dibuat seperti membangun fisik infrastruktur. Walaupun bertahap, selama program revitalisasi ini diupayakan tidak ada kegiatan rekreasi sama sekali.

“Taman ini dibuat bukan seperti membangun fisik infrastruktur, tapi dibangun melalui zona-zona secara bertahap, dan selama pelaksanaannya diupayakan tidak ada kegiatan rekreasi di sini," katanya.

Sebagai informasi, TMR sebenarnya telah menjadi tempat wisata kebagaan DKI Jakarta sejak pertama kali didirikan. Bisa dibilang, hanya di sinilah warga Jakarta bisa melihat kekayaan flora dan fauna di Indonesia. TMR didirikan pada tanggal 19 September 1864. Pada awalnya, TMR diberi nama Planten en Dierentuin yang artinya Tanaman dan Kebun Binatang.

Pada 1949 namanya diubah menjadi Kebun Binatang Cikini. Taman ini awalnya berdiri di atas lahan seluas 10 hektar saja di Cikini, Jakarta Pusat. Bukan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Hal ini dikarenakan Taman ini merupakan hibah dari pelukis ternama di Indonesia, Raden Saleh.

Pemerintah DKI Jakarta kemudian menghibahkan lahan seluas 30 ha di Ragunan, Pasar Minggu. Pada Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta ke 439, Gubernur Ali Sadikin kala itu meresmikan Taman Margasatwa Ragunan dan pada hari itu juga, 22 Juni 1966 resmi dibuka untuk umum. 

 

Reporter: Rifa Yusya Adilah

Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya