FSGI: Sekolah Tatap Muka Harus Ketat Perhatikan Protokol Kesehatan

FSGI berharap, setiap daerah yang hendak membuka kembali proses pengajaran tatap muka di pandemi Covid-19, betul-betul mengedepankan protokol kesehatan yang ketat.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Agu 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2020, 16:30 WIB
FOTO: Persiapan Sekolah di Tangerang Menghadapi New Normal
Petugas PMI melakukan penyemprotan disinfektan di SDN 1 Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Rabu (3/6/2020). Kemendikbud menggodok aturan kegiatan belajar mengajar selama masa pandemi virus corona COVID-19 menyusul rencana penerapan new normal di sejumlah wilayah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) berharap, setiap daerah yang hendak membuka kembali proses pengajaran tatap muka di pandemi Covid-19, betul-betul mengedepankan protokol kesehatan yang ketat.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal FSGI Fahriza Tanjung dalam siaran teleconference, Sabtu (22/8/2020).

Menurut dia, yang penting bagaimana daerah bisa memastikan, bukan hanya sekolahnya yang siap dibuka saat pandemi Covid-19, tetapi guru, siswa, dan orang tuanya.

"Menurut saya penting daerahnya siap, sekolahnya siap, gurunya siap, orang tuanya siap, anaknya siap, baru boleh buka sekolah," kata Fahriza.

Dia meminta, Kemendikbud bisa bergerak dan mengecek kesiapan sekolah jika ingin dibuka di masa pandemi Covid-19 ini. Sebagai bukti, pihaknya menemukan di Toba, Sumatera Utara, hanya 5 sekolah yang terdata memiliki termogun. Namun, 51 sekolah tidak memiliki.

"Menurut saya ini tanda alarm bahaya. bagaimana mau ngontrol?," tutur Fahriza.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


42 Meninggal

Sebelumnya, Fahriza menyampaikan hingga 18 Agustus 2020, ada 42 guru dan 2 tenaga pendidikan meninggal akibat Covid-19 di beberapa wilayah Indonesia.

"Per 18 Agustus 2020, 42 guru dan 2 tenaga pendidikan meninggal dunia akibat Covid-19," kata Fahriza.

Dari 42 guru yang meninggal tersebut, satunya mengajar di Jakarta. Di mana, diketahui juga sempat berkontak dengan 3 guru lainnya.

"1 guru yang mengajar pendidikan agama Islam meninggal dunia karena Covid-19. Kemudian sempat berkontak dengan 3 guru lainnya," ungkap Fahriza.

Selain itu, 3 guru yang meninggal mengajar di Jawa Tengah, dan 38 lainnya di Jawa Timur.

 

Reporter: Intan Umbari

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya