FSGI: 42 Guru Meninggal Karena Covid-19

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat hingga 18 Agustus 2020, ada 42 guru dan 2 tenaga pendidikan meninggal akibat Covid-19 di beberapa wilayah Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Agu 2020, 13:59 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2020, 13:59 WIB
FOTO: Belajar Kelompok di Tengah Pandemi COVID-19
Sejumlah siswa belajar kelompok di rumah seorang guru di Desa Curug, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/8/2020). Belajar kelompok tatap muka yang berlangsung di tengah pandemi COVID-19 tersebut digelar dengan mematuhi protokol kesehatan ketat. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat hingga 18 Agustus 2020, ada 42 guru dan 2 tenaga pendidikan meninggal akibat Covid-19 di beberapa wilayah Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal FSGI Fahriza Tanjung dalam siaran teleconference, Sabtu (22/8/2020).

"Per 18 Agustus 2020, 42 guru dan 2 tenaga pendidikan meninggal dunia akibat Covid-19," kata Fahriza.

Dari 42 guru yang meninggal tersebut, satunya mengajar di Jakarta. Di mana, diketahui juga sempat berkontak dengan 3 guru lainnya.

"1 guru yang mengajar pendidikan agama Islam meninggal dunia karena Covid-19. Kemudian sempat berkontak dengan 3 guru lainnya," ungkap Fahriza.

Selain itu, 3 guru yang meninggal mengajar di Jawa Tengah, dan 38 lainnya di Jawa Timur.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Belum Jelas Terpapar Dimana

FOTO: Belajar Kelompok di Tengah Pandemi COVID-19
Sejumlah siswa belajar kelompok di rumah seorang guru di Desa Curug, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/8/2020). Belajar kelompok tatap muka yang berlangsung di tengah pandemi COVID-19 tersebut digelar dengan mematuhi protokol kesehatan ketat. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Fahriza menuturkan, sampai sekarang para guru yang meninggal karena Covid-19 tersebut, belum bisa dipastikan apakah terpapar saat mengajar di sekolahnya masing-masing. Dia menduga bisa saja juga tertular dari keluarga.

"Memang tidak ada data pasti, yang bisa kita lihat ada beberap model, mungkin di keluarganya," jelas Fahriza.

Karena itu, dia menuturkan, dengan banyaknya yang meninggal, membuka opsi sekolah di tengah pandemi, akan berpotensi memunculkan kluster baru.

"Ini bepotensi pada rekan-rekan guru yang lainnya," tutup Fahriza.

 

Reporter: Intan Umbari

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya