Eks KASAU: TNI Harus Mengawal Pancasila Agar Tetap Jadi Pedoman Hidup

Pancasila seharusnya dijadikan sebagai panduan utama yang menjiwai rasa nasionalisme setiap prajurit TNI.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Okt 2020, 20:44 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2020, 20:44 WIB
Geliat Perajin Patung Garuda Pancasila Bertahan di Tengah Pandemi
Perajin menyelesaikan proses pewarnaan patung Garuda Pancasila di industri rumahan di Jalan Bali Raya, Jakarta, Kamis (1/10/2020). Selama pandemi, perajin mengaku hanya dapat membuat hingga 15 buah patung Garuda Pancasila dalam sehari sesuai pesanan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan jatuh pada esok hari, Senin, 5 Oktober 2020.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI (Purn) Agus Supriatna menyebut, HUT TNI adalah momentum terbaik untuk merenungkan kembali apakah Pancasila yang disebutkan dalam Sumpah Prajurit dan Sapta Marga benar-benar telah menjadi sendi utama dalam setiap perikehidupan berbangsa dan bernegara bagi setiap insan TNI.

Menurut Agus, setiap prajurit TNI sepatutnya melaksanakan secara komprehensif Sumpah Prajurit dan Sapta Marga dalam setiap pola pikir dan pola sikap sehari-hari.

Termasuk, kata dia, menempatkan Pancasila sebagai panduan utama yang menjiwai rasa nasionalisme setiap prajurit TNI.

"Di samping itu, setiap prajurit TNI harus berperan sentral dalam menjaga dan merawat ideologi negara Pancasila dari ancaman, rongrongan dan gangguan, baik dari luar maupun dalam negeri. Menjadi garda terdepan dalam menjaga ideologi negara, berarti TNI secara tidak langsung juga melindungi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Agus melalui keterangan tertulis, Minggu (4/10/2020).

Agus menilai, saat ini, kemajuan teknologi yang sangat pesat dan dinamis pada setiap lini, sudah pasti akan dibarengi dengan perubahan perilaku masyarakat Indonesia.

"Hal ini pasti akan berdampak pada perubahan cara pandang masyarakat terhadap Pancasila. Untuk itu, Pancasila perlu dilakukan revitalisasi untuk menyesuaikan dengan kondisi kekinian," papar KASAU periode 2015-2017 itu.

Revitalisasi Pancasila, lanjut Agus, bukan untuk mengubah nilai-nilai luhur Pancasila, namun untuk membuat perspektif baru agar nilai-nilai luhur Pancasila bisa diterima oleh setiap anak bangsa.

"Terkait proses revitalisasi Pancasila tersebut, TNI harus berperan aktif dan terus mengawal agar Pancasila tetap menjadi pedoman hidup (way of life) dan keyakinan bersama (common faith) bagi bangsa Indonesia sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman," terang dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Peran TNI

Atraksi Terjun Payung dan Bela Diri Meriahkan HUT ke-74 TNI
Atraksi bela diri prajurit TNI pada perayaan HUT ke-74 TNI di Taxy Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (5/10/2019). HUT ke-74 TNI dihadiri oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang bertindak sebagai insprektur upacara. (Liputan6.com/JohanTallo)

Agus menyebut, untuk berperan aktif dalam merawat dan menjaga Pancasila, prajurit TNI juga harus melakukan aktualisasi dan meningkatkan kapasitas diri secara total dan terukur.

"Perubahan ini bukan saja untuk menghadapi kualitas ancaman musuh dari luar dalam bentuk yang semakin beragam karena perkembangan teknologi dan kepentingan, namun juga untuk menjadikan dirinya Insan TNI Sapta Margais yang bisa diandalkan rakyat sebagai garda terdepan pengawal dan penjaga Pancasila," ucap dia.

Perubahan tersebut, menurut Agus, mencakup pola pikir, pola tindak dan pola sikap yang disesuaian dengan kebutuhan, perkembangan dan tantangan zaman.

"Hal ini harus dilakukan oleh seluruh insan TNI mulai tamtama, bintara hingga perwira," kata dia.

 

Peran Purnawirawan TNI

Satgas Bantuan Kemanusiaan WNI di Pulau Sebaru
Prajurit TNI usai Upacara Satgas Bantuan Kemanusiaan WNI di Pulau Sebaru di Mako Kolinlamil, Jakarta, Rabu (26/2/2020). Sebanyak 195 personel Kogasgabpad diperbantukan untuk menangani observasi 188 WNI dari ABK World Dream di Pulau Sebaru terkait wabah virus corona. (merdeka.com/Imam Buhori)

Untuk purnawirawan TNI, menurut Agus, sebagai bagian integral dari keluarga besar TNI yang tumbuh dan berkembang bersama, sudah selayaknya para purnawirawan bersikap sebagai teladan dalam mengawal dan penjaga Pancasila dengan konsep tut wuri handayani.

"Meskipun sudah purnatugas, para purnawirawan TNI tentu saja belum selesai melakukan purnabakti kepada bangsa dan negara," ucap Agus.

Pengabdian seorang purnawirawan, lanjut dia, tentu dilakukan dalam bentuk berbeda dibanding semasih aktif sebagai prajurit TNI, yaitu pengabdian sosial politik sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.

"Dengan rentang pengalaman dalam pengabdian sebagai insan TNI lebih dari 30 tahun, para purnawirawan dapat berperan aktif menjadi pemandu bagi pemerintah dan masyarakat, salah satunya memberikan masukan dan keteladanan dalam proses revitalisasi Pancasila. Panggilan tugas pengabdian sosial ini merupakan tanggung jawab para purnawirawan dalam memberikan keteladanan dalam konteks pembinaan mental ideologi bangsa," urai dia.

Dengan demikian, kata Agus, apabila semua keluarga besar TNI mulai dari prajurit sampai para purnawirawan TNI telah melakukan tugas kebangsaan tersebut di atas, maka jati diri TNI yang lahir dari rakyat dan tumbuh bersama rakyat serta bertugas untuk melindungi rakyat dan NKRI dapat diandalkan sebagai pilar utama dalam menjaga ideologi negara Pancasila.

"Momentum emas dalam rangka 75 tahun TNI ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh semua keluarga besar TNI, agar eksistensi insan TNI yang militan, profesional dan disegani dengan doktrin Sapta Marga dan Sumpah Prajurit tetap dapat diandalkan sebagai bhayangkara negara dengan selalu mengikuti perkembangan zaman. TNI kuat, Indonesia maju. Dirgahayu TNI!," tandas Agus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya