Liputan6.com, Yogyakarta - Suku Bugis adalah salah satu suku terbesar di Sulawesi Selatan, Indonesia, yang memiliki ciri khas dan budaya yang beragam. Suku Bugis berasal dari Bangsa Austronesia Yunan (China Selatan) yang datang ke Nusantara sekitar tahun 500 SM.
Nama Bugis berasal dari kata to Ugi yang berarti orang Bugis. Bahasa Bugis merupakan salah satu bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Bugis.
Advertisement
Bahasa Bugis termasuk dalam kelompok bahasa Sulawesi Selatan. di kalangan masyarakat Bugis, tradisi Uang Panai menjadi sorotan.
Advertisement
Baca Juga
Suku Bugis juga dikenal sebagai pelaut ulung yang menjelajahi berbagai wilayah di Nusantara. Mengutip dari berbagai sumber, berikut tiga dari Suku Bugis:
1.Tradisi Uang Panai
Salah satu fakta menarik dari suku Bugis ialah tradisi Uang Panai yang menjadi tradisi wajib dalam tradisi pernikahan. Uang Panai merupakan uang yang diberikan oleh pihak mempelai laki-laki sebagai biaya pernikahan pihak perempuan.
Apabila merujuk sejarahnya, nominal Uang Panai disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang dienyam oleh perempuan. Angkanya bisa mencapai miliaran rupiah apabila perempuan berasal dari keturunan darah biru.
2. Dikenal Sebagai Perantau
Fakta menarik lainnya dari suku Bugis ialah penyebarannya yang luas ke berbagai daerah di Indonesia. Sebab, mereka sempat melakukan perantauan masif pada abad ke-17 Masehi karena konflik antara kerajaan Bugis dan Makassar.
Bagi masyarakat Bugis, keputusan untuk merantau dan bermigrasi ke tempat lain ini didorong oleh keinginan mereka untuk merdeka. Sebab, dalam tradisi Bugis, kebahagiaan hanya dapat diraih jika mereka merdeka.
3. Îœenetap Hingga Malaysia
Masyarakat Bugis yang merantau bahkan banyak yang menetap di Malaysia. Sejak jatuhnya kerajaan Gowa pada abad ke-17, mereka mulai meninggalkan Sulawesi untuk menuju kerajaan-kerajaan di tanah Melayu.
Di sana, mereka turut terlibat dalam perebutan politik kerajaan-kerajaan Melayu. Bahkan, sampai saat ini ada banyak raja-raja di Johor dan Selangor yang keturunan suku Bugis.
Â
Penulis: Ade Yofi Faidzun