Polda Metro: Sudah Banyak Pendemo yang Dipulangkan

Walau demikian, Yusri tak menyebutkan berapa pendemo yang telah dipulangkan sejak Jumat (9/10/2020) sampai dengan hari ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Okt 2020, 12:56 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2020, 12:56 WIB
Anton Rudi Kelces
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus saat konferensi pers penangkapan drummer band J-Rocks Anton Rudi Kelces di Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (22/8/2020). Anton J-Rocks ditangkap atas kepemilikan ganja di kediamannya, Serpong. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menyampaikan para pendemo yang diamankam pasca aksi unjuk rasa yang dilakukan pada Rabu (7/10/2020) dan Kamis (8/10/2020) kemarin di Jakarta, hari ini sudah banyak yang dipulangkan.

"Sudah banyak yang pulang (pendemo yang diamankan)," kata Yusri saat dikonfirmasi, Sabtu (10/10/2020).

Walau demikian, Yusri tak menyebutkan berapa pendemo yang telah dipulangkan sejak Jumat (9/10/2020) sampai dengan hari ini.

Diketahui sebelumnya, aparat kepolisian telah mengamankan 1.192 orang dalam aksi unjuk rasa tolak undang undang Omnibus Law Cipta Kerja di Jakarta kemarin. Mereka yang diamankan tersebut sebagian besar pada saat sebelum terjadi kerusuhan.

Yusri menjelaskan, mereka yang diamankan itu ada yang berasal dari Purwakarta, Kerawang, Bogor, Banten dan beberapa daerah lainnya. Hampir kebanyakan mereka yang diamankan itu masih berstatus sebagai pelajar Sekolah Tehnik Menengah (STM).

"Itu bukan dari kelompk buruh yang memang akan menyuarakan, tapi ada kelompok-kelompok sendiri yang datang untuk merusuh bahkan didominasi oleh anak-anak STM yang dia tidak tahu apa itu UU Ciptaker," jelasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

50 Persen Pendemo Pelajar STM

Dari jumlah 1.192 yang diamankan, 50 persennya merupakan pelajar STM. Sehingga, pihak Polda pun memanggil orangtuanya masing-masing sebagai salah syarat anaknya dapat dibebaskan.

"Kenapa saya butuh orangtuanya, 50 persen dari 1.192 ini adalah anak sekolah STM yang ditanya kamu tahu enggak apa itu undang-undang, enggak tahu," sebutnya.

"Jadi datang sudah ke sini, sudah bikin pernyataan orangtuanya ada kita edukasi, silakan monggo dijaga ya anaknya ya jangan lagi ke sini. Nanti bikin rusuh ketangkap bahaya," sambungnya.

Lebih lanjut, Yusri menjelaskan berdasarkan keterangan pelajar tersebut, mereka mengaku dapat undangan demo dari media sosial. Ia juga dijanjikan akan dikasih makan dan transport untuk mengikuti demo.

"Kamu ke sini ngapain? Oh saya diundang Pak melalui media sosial diajak teman nanti dapat duit di sana, dapat makan, tiket kereta sudah disiapin truck sudah disiapin bus. Sudah disiapin, tinggal datang ke sana lempar-lempar saja," ungkapnya.

Oleh karena itu, pihaknya mengaku sedang melakukan penyelidikan terkait siapa yang memfasilitasi para pelajar dan sejumlah orang lainnya untuk membuat kerusuhan.

"Pihak mana yang memfasilitasi nanti kita dalami, kita masih dalami nanti kita ambil keterangan dari mereka semuanya, ini bisa jadi membantu kita para penyidik nanti kita ambil CCTV, yang merusak. Kemudian kita cari keterangan-keterangan saksi yang lain nanti itulah awal dari penyelidikan para penyidik-penyidik tim Krimsus Polda Metro Jaya," tegasnya.

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya