Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan sejumlah halte Trans Jakarta yang terbakar dalam aksi demonstrasi penolakan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja, bisa beroperasi Senin (12/9). Meski kondisi halte-halte tersebut belum normal sepenuhnya.
"Sudah. Belum bisa 100 persen. Jadi dioperasikan 50 persen, yang 50 persen dalam proses untuk dibangun ulang," kata Anies, Minggu (11/10/2020).
Melihat kondisi halte yang terdampak parah akibat aksi demo yang menjadi anarkis, Anies menyebut perlu waktu 5 minggu untuk pembangunan ulang halte agar berfungsi normal 100 persen.
Advertisement
Sementara waktu, kata Anies, fasilitas penunjang halte terpasang sementara. Setelah halte dibangun kembali, fasilitas akan kembali dipasang secara permanen.
"Yang separuh, yang sebagian itu diperbaiki dipasang sementara. Jadi belum permanen, sampai separuh kemudian selesai, baru nanti diperbaiki lagi," tuturnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
25 Halte Dirusak
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, secara total ada 25 halte Transjakarta yang mengalami kerusakan dampak dari kerusuhan demo penolakan Undang-undang Cipta Kerja yang berlangsung Kamis (8/10) kemarin..
Dia juga menyayangkan adanya tindakan anarkis oleh sejumlah massa yang merusak hingga membakar fasilitas umum di Ibu Kota.
"Karena tempat-tempat tersebut adalah fasilitas umum yang digunakan untuk masyarakat umum, seperti halte kurang lebih ada 25 halte (rusak)," kata Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (9/10).
Kendati begitu, dia menyatakan bus Transjakarta masih tetap beroperasi sesuai jadwal yang berlaku, yakni mulai pukul 05.00-19.00 WIB. Namun, sejumlah rute mengalami perubahan dan perpendekan.
"Terkait transportasi umum di Jakarta kita tidak ada masalah, kita carikan solusinya sehingga masyarakat tetap bisa tetap gunakan transportasi umum," ucapnya.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com
Advertisement