Liputan6.com, Jakarta - Libur panjang dan cuti bersama akan mulai berlangsung pada Rabu, 28 Oktober hingga Minggu, 1 November 2020.
Satuan Tugas atau Satgas Penanganan Covid-19 pun memberikan beberapa tips soal bagaimana menghabiskan masa libur panjang di tengah pandemi.
Baca Juga
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut, momen libur panjang dan cuti bersama akhir Oktober 2020 harus dilalui dengan aman dan nyaman.
Advertisement
"Yang pertama, aman dulu. Kita sekarang juga dihadapkan dengan fenomena La Nina. Kalau kita bepergian di alam terbuka, bukannya tanpa risiko," tegas Doni saat dialog di Media Center Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Jumat, 23 Oktober 2020.
Senada, Juru Bicara (Jubir) Satgas penanagan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan, pilihan terbaik memanfaatkan waktu libur panjang dengan di rumah saja.
"Pilihan terbaik adalah berlibur di rumah saja. Sebagian besar kita telah melakukan ini selama lebih dari 8 bulan. Pilihan ini adalah yang paling aman," ujar Reisa saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta.
Berikut tips habiskan waktu libur panjang di tengah pandemi ala tim Satgas Penanganan Covid-19 dihimpun Liputan6.com:
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Utamakan Aman dan Nyaman
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menegaskan, momen libur panjang dan cuti bersama akhir Oktober 2020 harus dilalui dengan aman dan nyaman. Dua kunci inilah yang memberikan upaya perlindungan dari risiko penularan Covid-19.
"Yang pertama, aman dulu. Kita sekarang juga dihadapkan dengan fenomena La Nina. Kalau kita bepergian di alam terbuka, bukannya tanpa risiko," tegas Doni saat dialog di Media Center Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Jumat, 23 Oktober 2020.
"Di pantai-pantai sekarang, terutama di beberapa provinsi yang mengalami cuaca yang kurang begitu menentu, ombaknya besar. Apalagi di pantai selatan. Ini juga berpotensi tiba-tiba (pengunjung) tergulung ombak," sambung dia.
Berhadapan dengan cuaca yang tak menentu saat ini, masalah tak diinginkan bisa terjadi ketika kita tidak mendapatkan informasi yang utuh informasi dan lengkap tentang cuaca.
"Oleh karena itu, memilih liburan sangat penting. Jadi, setiap keluarga diharapkan mencari tahu (informasi cuaca atau risiko kemungkinan kejadian bencana) dan melakukan koordinasi dengan banyak pihak terkait cuaca," ucap Doni.
Kedua, libur panjang harus nyaman. Dalam hal ini, bagaimana supaya tidak tertular Covid-19 ketika kita berada pada tempat tempat yang ramai dan ada kerumunan.
"Maka, bisa berpotensi terjadinya penularan Covid-19. Perlu peran dari semua unsur untuk saling mengingatkan tatkala kita berada di keramaian. Kita mengingatkan supaya mengurangi jarak dengan orang lain," Doni menerangkan.
"Cara ini sama halnya kita berupaya untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19. Nah, kalau kita bisa melakukan ini, sudah semakin banyak orang yang berani mengingatkan satu sama lain, ya saya yakin bangsa kita akan bisa lebih cepat pulih dari Covid-19," sambung dia.
Â
Advertisement
Tips bagi Mereka yang Ingin Pergi dan Pengelola Tempat Wisata
Doni menjabarkan, bagi pemilik dan pengelola tempat wisata, baik hotel atau penginapan, Doni mengimbau upaya kerja sama dalam mengendalikan penyebaran Covid-19.
"Saya melihat ada beberapa kabupaten/kota yang telah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan sangat baik. Bupatinya turun tangan langsung mengontrol satu persatu," ucap dia.
"Bahkan restoran dan hotel diberi label, mana yang sudah memenuhi standar protokol kesehatan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan, mana yang belum. Nah, masyarakat diimbau untuk mengunjungi tempat-tempat yang sudah melalui proses sertifikasi internal dari kabupaten/kabupaten kota tersebut," sambung Doni.
Upaya di atas membantu masyarakat, memilih mana tempat yang paling aman. Doni menilai lama-lama kita semua sadar dan tahu, restoran dan hotel mana saja yang memerhatikan dan yang mengabaikan protokol kesehatan.
Doni menegaskan, pengelola tempat wisata harus memerhatikan protokol kesehatan. Jika ada tempat yang tidak atau kurang memenuhi protokol kesehatan, maka hindari dikunjungi.
"Bagi pihak pengelola pariwisata yang kurang begitu memerhatikan protokol kesehatan, lebih baik jangan kita kunjungi (tempatnya). Karena risikonya (penularan Covid-19) tinggi," papar dia.
Di sisi lain, apresiasi kerja keras diberikan untuk Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan para relawan yang mana liburan panjang, mereka turun tangan membantu mengingatkan protokol kesehatan.
"Kita berharap setiap daerah tergerak hati juga semangat kepahlawanannya dalam menghadapi pandemi untuk bisa mengingatkan (protokol kesehatan). Dan mengingatkan ini tidak boleh terputus atau harus setiap saat," ucap Doni.
"Begitu (melihat pengunjung) ada yang kurang, apakah menggunakan masker atau jaraknya sangat dekat itu sampaikan saja. Setiap orang yang berani menyampaikan peringatan kepada siapapun tidak terlepas dari orang yang punya sisi kemanusiaan," sambung dia.
Mengingatkan orang berarti mengurangi orang itu terjadi risiko penularan Covid -19.
"Dan orang-orang seperti ini bisa kita kategorikan sebagai pahlawan kemanusiaan," tutup Doni.
Â
Ajak Masyarakat Menanam Pohon
Meski begitu, Doni mengajak masyarakat untuk menanam pohon pada saat libur panjang dan cuti bersama nanti.
"Banyak pilihan liburan keluar rumah, luar kota atau di kota atau di rumah saja. Saya yakin masyarakat sudah semakin paham dan cerdas untuk memilih mana yang kira-kira akan dilakukan selama liburan panjang," ujar Doni.
"Ya kan memilih liburan di rumah pun tidak salah. Saya justru mengajak kepada teman-teman semua dan masyarakat seluruh Indonesia untuk memanfaatkan liburan panjang kali ini dengan melakukan aktivitas lingkungan," imbuh dia.
Doni Monardo mencontohkan, sekarang kita lagi musim hujan. Menanam pohon juga gotong royong membersihkan lingkungan sekitar dapat mengurangi kejadian bencana, seperti banjir.
"Bisa mencari pohon-pohon tertentu untuk bibit-bibit pohon dan ditanami. Kemudian bisa bekerjasama dengan seluruh masyarakat yang ada di RT/RW masing-masing membersihkan saluran-saluran air, selokan, gorong-gorong," lanjutnya.
Menanam pohon dan membersihkan selokan dapat mengurangi risiko menghadapi curah hujan yang tinggi. Apalagi kita sedang menghadapi fenomena La Nina.
"Kalau kita menjalankan liburan di luar rumah, di alam terbuka tanpa mendapatkan informasi yang utuh atau lengkap tentang cuaca, ini juga punya risiko yang tinggi. Misalnya, saya berada di alam terbuka tiba-tiba ada angin kencang dan tidak bisa memprediksi," terang Doni.
"Lantas ada pohon yang tumbang atau dahan yang patah. Ketika kita tidak mengantisipasinya pohon-pohon yang akan patah atau tumbang ya bisa membahayakan diri sendiri, termasuk di sepanjang perjalanan tatkala angin puting beliung melanda suatu daerah," sambung dia.
Ketika terjadi angin puting beliung, ada saja pohon yang tumbang. Oleh karena itu, kita diminta juga untuk merapikan batang-batang pohon yang sudah cukup banyak cabangnya.
"Mohon kerja sama gotong royong untuk pohon dipangkas ya, bukan dipotong, bukan ditebang. Jadi dipangkas supaya saat ada angin beban dari cabang yang ada tidak begitu berat," papar Doni.
"Aktivitas seperti ini akan membuat kita merasa puas kepada diri sendiri karena kita telah membantu lingkungan dan mencegah tidak timbulnya kerugian harta benda dan juga korban jiwa. Pohon yang tumbang bisa menimpa rumah dan kendaraan, bahkan juga manusia," tegas Doni.
Â
Advertisement
Paling Aman di Rumah Saja
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan, pilihan terbaik memanfaatkan waktu libur panjang di akhir Oktober dan awal November 2020 dengan di rumah saja.
"Pilihan terbaik adalah berlibur di rumah saja. Sebagian besar kita telah melakukan ini selama lebih dari 8 bulan. Pilihan ini adalah yang paling aman," ujar Reisa saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, 23 Oktober 2020.
"Karena kita yang mengendalikan lingkungan rumah dan menjalankan protokol kesehatan," sambung dia.
Ada panduan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk memastikan rumah aman dan nyaman.
"Rumah dibersihkan dan disinfeksi secara rutin, pastikan peredaran udara segar dan lancar dalam rumah. Caranya, membuka ventilasi atau jendela," papar Reisa.
"Biarkan sinar matahari masuk dan butuh bekerjasama dengan seluruh anggota keluarga untuk memastikan rumah rapi dan bersih," sambung dia.
Â
Lakukan Wisata Virtual
Menurut Reisa, staycation atau berlibur di rumah bisa jadi pilihan terbaik karena dinilai paling aman dari risiko paparan virus penyebab Covid-19.
Staycation, sebut Reisa, bisa dijadikan kesempatan untuk menerapkan protokol kesehatan keluarga yang disusun Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
"Rumah dibersihkan dan didisinfeksi secara rutin. Pastikan peredaran udara segar dan lancar dengan membuka ventilasi atau jendela, biarkan sinar matahari masuk," tutur Reisa.
Meski hanya di rumah saat libur panjang, ada banyak hal yang bisa dilakukan bersama keluarga seperti tur virtual ke tempat-tempat wisata, museum, dan semacamnya.
Bahkan, yang menarik, tur virtual tak terbatas oleh jarak dan waktu. Seseorang bisa menjelajah lokasi wisata di belahan lain dunia tanpa harus merogoh kocek lebih dalam.
Selain mencoba wisata virtual, masyarakat juga bisa menonton konser musik, film, atau melakukan permainan seru hingga berolahraga bersama anggota keluarga.
Menurut Reisa, ada juga pedoman yang telah disusun Kementerian Pemuda dan Olahraga mengenai olahraga di rumah.
Terpenting, ketika menentukan pilihan olahraga, masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan saat melakukannya.
Â
Advertisement
Tips Jika Tetap Ingin Pergi Liburan
Reisa memaparkan, bagi masyarakat yang tetap ingin bepergian ke luar kota dan telah merencanakan dengan sangat matang, Pemerintah mengingatkan agar memilih moda transportasi yang menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan ketat.
"Bagi yang memakai transportasi umum, pastikan jadwalnya sudah dipilih dari jauh hari. Agar dapat menjauhi kerumunan atau bahkan antrean panjang. Dalam perjalanan wajib memakai masker, hindari makan atau minum, hindari mengobrol panjang di bus atau kereta," ucap dia.
Demikian pula dengan masyarakat yang akan menginap, kata Reisa, disarankan memilih akomodasi yang disiplin menerapkan sanitasi dan protokol kesehatan.
"Dua periode libur panjang sebelumnya telah memberi pelajaran penting bagi kita untuk semakin bijak dan cerdas dalam menikmati masa liburan, karena apabila kita lengah dalam menerapkan protokol kesehatan saat liburan, ada konsekuensinya," tandas Reisa.