Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron karena dianggap telah melukai perasaan umat islam di seluruh dunia.
Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Meutya Hafid mendukung apa yang dilakukan pemerintah. Langkah itu dipandang sebagai hal baik untuk dilakukan oleh pemerintahan Jokowi.
Bahkan, wajar juga, jika pemerintahan Jokowi mengecam aksi terorisme, dalam bentuk apapun.
Advertisement
"Saya meyakini yang disampaikan presiden Jokowi sudah tepat," kata Meutya, Minggu (1/11/2020).
Dia menyesalkan sikap Macron yang tidak memiliki kepekaan berbahasa, sehingga mengaitkan agama tertentu dengan terorisme. Dia pun berharap Macron bisa meluruskan terkait pernyataan yang disampaikan.
"Sehingga saya rasa, akan bijak jika Presiden Maceon meluruskan pernyataan sebelumnya. Semoga Macron memiliki kedewasaan dan kematangan untuk memperbaiki ucapannya yang dapat melukai kebersamaan dan rasa saling memghormati antar agama di dunia," ungkap Meutya.
Senada, Wakil Ketua Komisi VIII Ace Hasan Syadzily, menuturkan, pernyataan Macron soal Islam terkesan mengeneralisasi ajaran Islam. Padahal, Islam pada prinsipnya mengajarkan rahmatan lil alamin.
Meski demikian, dia juga tak mendukung jika ada yang main sendiri dalam memprotes Macron, bahkan sampai mengabaikan hukum. "Tindakan tersebut juga tidak boleh dilakukan," ungkap Ace.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi Mengecam
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa Indonesia mengecam aksi kekerasan yang terjadi di Paris dan Nice. Indonesia juga mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron karena dianggap telah melukai perasaan umat islam di seluruh dunia.
"Indonesia juga mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia," kata Jokowi saat konferensi pers secara virtual dari Istana Merdeka Jakarta, Sabtu (31/10/2020).
Jokowi menyebut, pernyataan Macron dapat memecah belah persatuan antarumat beragama di dunia. Padahal, saat ini dunia tengah dilanda pandemi virus Corona (Covid-19).
"Di saat dunia memerlukan persatuan untuk menghadapi pandemi Covid-19," ucapnya.
Jokowi menyatakan, kebebasan bereskpresi yang mencederai kehormatan, kesucian, dan kesakralan nilai-nilai serta simbol agama tidak bisa dibenarkan. Dia menekankan bahwa terorisme tidak ada hubungannya dengan agama apapun.
"Mengaitkan agama dengan tindakan terorisme sebuah kesalahan besar," ujar Jokowi.
Â
Repoter: Intan Umbari
Sumber: Merdeka.com
Advertisement