Sandiaga: Indonesia Bisa Tawarkan Dialog Turunkan Ketegangan di Laut China Selatan

Sandi mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan populasi keempat terbesar di dunia bisa menjadi kekuatan penyeimbang di antara dua negara besar yang sedang bersitegang.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2020, 21:41 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2020, 20:36 WIB
Sandiaga Uno Tinjau Relawan Penghitungan C1 di Tangerang Selatan
Cawapres 02 Sandiaga Uno saat meninjau kegiatan relawan dari Ruang Sandi yang sedang meng-input form C1 hasil pencoblosan di Insomniak Caffe and Lounge di Jalan Tarumanegara, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Kamis (25/4). (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Politikus Partai Gerindra Sandiaga Salahudin Uno mendorong pemerintah mengambil peran strategis dalam menurunkan tensi ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok di Laut China Selatan (LCS).

Sandi mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan populasi keempat terbesar di dunia bisa menjadi kekuatan penyeimbang di antara dua negara besar yang sedang bersitegang.

"Indonesia adalah global balancer, negara penyeimbang. Kita harus tegas bahwa posisi kita adalah menurunkan tensi di Laut China Selatan," kata Sandiga dalam keterangan tertulis, Jumat (6/11/2020).

Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Sandiaga mengatakan Indonesia bisa menewarkan pendekatan dialog damai untuk menurunkan eskalasi di Laut China Selatan.

Menurut Sandiaga, masa depan dunia harus ditentukan dengan pendekatan dialog yang saling menguntungkan antara semua pihak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Mainkan Peran

"Untuk de-eskalasi di Laut China Selatan kita buka ruang dialog. Kita adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Kita tawarkan dengan pendekatan kita yang damai, mengajak semua pihak melihat bahwa masa depan global harus ditentukan dengan win-win approach," kata Sandi.

"Bahwa memang ada kekuatasn besar di situ, Amerika Serikat dan China dengan berbagai kebijakannya. Terus ada negara-negara lain yang terdampak atas penerapan kebijakan-kebijakan tersebut. Kita harus memainkan peran di situ," imbuh Sandi

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya