Tugas Berat Menanti Guru Jelang Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi Covid-19

Kemendikbud mengizinkan sekolah melaksanakan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19 mulai awal 2021.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 24 Nov 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2020, 12:00 WIB
Keunikan Pondok Pesantren Almizan dengan Al-Quran Mininya
Guru mengajari santri mengaji di Pondok Pesantren Almiizan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, (20/5/2019). Al Quran mini di pasentren ini merupakan barang bersejarah peninggalan Pangeran Wijaya Kusuma salah satu pahlawan yang berjuang pada zaman kolonial Belanda. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Bogor - Kemendikbud mengizinkan sekolah melaksanakan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19 mulai awal 2021. Sekolah pun diminta untuk mempersiapkan persyaratan tertentu dari sekarang hingga akhir tahun agar dapat melaksanakan kembali kegiatan belajar tatap muka.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bogor Amsohi menyambut baik keputusan Kemendikbud yang membuka kembali sekolah tatap muka bagi semua jenjang. Namun, pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19 perlu penyesuaian dan persiapan khusus.

Terlebih ini menyangkut kesehatan dan keselamatan siswa, sehingga harus menjadi perhatian serius Pemkab Bogor maupun pusat. Selain itu, pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19 perlu penyesuaian dan persiapan khusus.

"Karena proses pembelajarannya tatap muka nanti pastinya akan berbeda dengan sebelumnya," kata Amsohi, Senin (24/11/2020).

Selain mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung protokol kesehatan, sekolah harus menyiapkan beberapa model pembelajaran tatap muka dan menambah ruang kelas.

Dia mencontohkan, jumlah siswa pastinya dikurangi separuhnya dari jumlah kapasitas tempat duduk yang ada. Artinya, jika semula dalam satu rombongan belajar berjumlah 30-40 siswa, maka proses pembelajaran nantinya harus dilakukan bergantian.

"Yang seharusnya guru mengajar satu kelas, menjadi dua kelas, karena dibagi dua. Setiap sekolah juga setidaknya mesti menambah ruang belajar," kata Amsohi.

Tak hanya itu, guru harus bekerja ekstra mengajar dengan model sekolah tatap muka dan jarak jauh.

"Kalau ada orangtua tidak mengizinkan anaknya belajar tatap muka, pastinya guru harus mengikuti keinginan mereka. Tentu ini tugas berat dan menjadi tantangan serta tuntutan guru dalam mengajar," tutur Amsohi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Harap Perhatian Khusus

Namun, lanjut Amsohi, ini merupakan konsekuensi yang harus diterima oleh tenaga pendidik disaat pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19.

Ia berharap, tugas guru mengajar di masa Covid-19 ini menjadi perhatian khusus pemerintah. Termasuk memeriksa para tenaga pendidik dengan rapid atau swab test secara berkala untuk memastikan kondisi kesehatan mereka.

"Termasuk honor tambahan bagi guru, sebagai bentuk aspirasi karena mereka bekerja dua kali lipat dari biasanya," bebernya.

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Muad Khalim menyetujui kebijakan pemerintah yang akan membuka kembali pembelajaran tatap muka di sekolah.

Sebab, selama ini sebagian besar anak-anak sekolah di Kabupaten Bogor sudah merasa jenuh belajar jarak jauh. Begitu pula dengan orangtua siswa, mereka setiap harus mendampingi anaknya saat kegiatan belajar jarak jauh.

"Si anak juga malah jadi malas-malasan dan mengandalkan orangtuanya terus. Tingkat penyerapan materi pelajaran (daring) juga mayoritas kurang maksimal," kata dia.

Tak hanya itu, pembelajaran daring juga dinilai kurang efektif lantaran sejumlah siswa di Kabupaten Bogor masih terkendala sarana dan kuota.

"Ada kuota, tapi susah sinyal. Apalagi di daerah pelosok," ucapnya, Senin (23/11/2020).

Muad menjelaskan, apabila KBM tatap muka dilakukan, maka pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, harus memenuhi enam persyaratan sesuai arahan Kemendikbud.

"Saya setuju dengan enam syarat yang sudah ditentukan oleh Mendikbud. Kalau tidak, jangan juga dipaksakan untuk belajar tatap muka, karena kesehatan tetap menjadi prioritas. Kita juga sayang sama anak-anak, kondisi Covid-19 takut menjadi masalah baru di klaster sekolah," tegas Muad.

 

Optimisme Pemkab

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Entis Sutisna mengaku optimistis kegiatan belajar mengajar tatap muka bisa dimulai di Kabupaten Bogor pada Januari 2021.

"Kami sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), mulai dari jenjang PAUD, SD, SMP bahkan lembaga pendidikan di bawah Kemenag dan KCD SMA/SMK Kabupaten Bogor," terang Entis.

Pemkab Bogor juga telah menginstruksikan kepada seluruh sekolah untuk mempersiapkan secara teknis sarana dan prasarana protokol kesehatan dalam melaksanakan KBM tatap muka.

"Ini untuk keamanan dan keselamatan tenaga pendidik maupun siswa yang akan melakukan pembelajaran tatap muka," kata dia.

Selain itu, dalam rangka memaksimalkan KBM tatap muka, Pemkab Bogor telah menyiapkan sistem monitoring dan evaluasi teknis pola mengajar bagi tenaga pendidik, kependidikan hingga peserta didik sesuai dengan protokol kesehatan penanganan Covid-19.

"Untuk teknis polanya kami sedang menyusun SOP-nya (standar operasional prosedur)," ucap Entis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya