Liputan6.com, Jakarta - Durasi dan jemaat peserta Misa Natal secara tatap muka di Gereja Katedral Jakarta dibatasi guna meminimalkan risiko penularan Covid-19.
"Jemaat dibatasi 20 persen dari kapasitas, yaitu 309 orang, dan waktu pelaksanaan ibadah paling lama 60 menit," kata Humas Keuskupan Agung Jakarta dan Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga (Katedral Jakarta) Susyana Suwadie di Gereja Katedral Jakarta, Jumat (25/12/2020), seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga
"Sebanyak 200 jemaat mengikuti Misa Natal di dalam gereja dan 109 jemaat di Plaza Maria," ia menambahkan.
Advertisement
Susyana mengatakan, Misa Natal tatap muka hanya boleh diikuti oleh anggota keluarga Paroki Gereja Katedral Jakarta yang berusia 18 tahun hingga 59 tahun dan telah mendaftar secara daring sebelumnya.
Hanya jemaat yang sudah mendaftar dan memiliki QR Code yang boleh mengikuti Misa Natal tatap muka di Gereja Katedral Jakarta. Jemaat yang datang juga dicek suhu tubuhnya sebelum memasuki gereja dan diminta menjaga jarak selama pelaksanaan misa.
Susyana mengatakan, semua yang terlibat dalam penyelenggaraan Misa Natal di Gereja Katedral Jakarta telah diperiksa kesehatannya.
"Semua petugas dan romo telah diperiksa melalui tes usap antigen. Jemaat tidak diperiksa antigen, tetapi diminta memastikan kesehatannya sendiri sebelum mengikuti Misa Natal," tuturnya.
Gereja Katedral Jakarta mengadakan tiga kali Misa Natal, satu kali misa yang disiarkan via daring dan dua kali misa tatap muka. Misa Natal yang disiarkan secara daring diadakan pukul 09.00 WIB dan Misa Natal secara tatap muka dilaksanakan pukul 11.00 WIB dan pukul 17.00 WIB.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Uskup Agung Jakarta: Jauhkan Diri dari Ujaran Kebencian
Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) mendorong umat Kristiani yang merayakan Natal 2020 untuk menahan diri dari mengumbar ujaran kebencian. Momentum Natal 2020 diharapkan menjadi ajang untuk menumbuhkan rasa cinta kepada Indonesia.
"Sangat penting juga menjauhkan diri dari godaan untuk mengumbar ujaran kebencian, kebohongan publik, dan keserakahan dalam berbagai macam bentuknya dengan memperdalam paham dan penghayatan kehidupan iman kita," kata Uskup KAJ Ignatius Kardinal Suharyo dalam perayaan Natal 2020 di Gereja Katedral Jakarta, Jumat (25/12/2020).
Menurut dia, pandemi Covid-19 telah berdampak pada segala sektor kehidupan masyarakat. Di tengah situasi ini, Suharyo menyebut ujaran kebencian, dan kebohongan publik juga marak terjadi dan berdampak buruk bagi masyarakat.
"Virus corona adalah bencana alam yang menjadi bencana kemanusiaan. Tetapi ujaran kebencian, kebohongan publik dan keserakahan adalah tanda yang jelas bahwa paham serta penghayatan hidup keagamaan dan keimanan masih dangkal," jelasnya.
Untuk itu, dia meminta umat Kristiani agar menjadikan perayaan Natal 2020 untuk memperkuat iman. Suharyo juga mengajak masyarakat untuk bekerja sama dengan pemerintah agar dapat meringankan beban kehidupan.
"Diharapkan didorong oleh semangat Natal ini untuk semakin mewujudkan jati diri kita sebagai umat yang rajin berbuat baik.Misalnya, merawat dan mengembangkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air membangun kehidupan bersama sebagai warga negara bangsa," tutur Suharyo.
Advertisement