Keluarga Copilot Sriwijaya Air SJ 182 Diego Mamahit Datangi Posko Antemortem di RS Polri

Diego menjadi Copilot pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang dilaporkan hilang kontak setelah empat menit mengudara pada Sabtu sore 9 Januari 2021

oleh Yopi Makdori diperbarui 10 Jan 2021, 10:16 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2021, 09:32 WIB
Keluarga copilot Sriwijaya Air SJ128 datangi posko antemortem di RS Polri
Keluarga copilot pesawat Sriwijaya Air SJ128 mendatangi Posko Antemortem di RS Polri, Jakarta Timur, Minggu (10/1/2021). Pesawat rute Jakarta-Pontianak itu diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu setelah dilaporkan hilang kontak pada Sabtu sore. (Liputan6.com/Yopi Makdori)

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga Copilot Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182, Diego Mamahit mendatangi Posko Antemortem di RS Polri, Jakarta Timur, Minggu (10/1/2021).

Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak yang ditumpangi Diego diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu setelah hilang dilaporkan hilang kontak pada Sabtu sore 9 Januari 2021.

Kakak kandung Diego, Christ Mamahit datang ke posko antemortem bersama ibunya. Christ menuturkan bahwa kedatangan mereka untuk menyerahkan data berupa sidik jari, sampel darah, dan sampel gigi.

"Sampel darah, sama sidik jari. Sidik jari itu kita mau cari dari SKCK sama dental gigi, jadi ada tiga ada darah, dental, sidik jari. Tiga itu doang," papar Christ di RS Polri, Jakarta Timur, Minggu (10/1/2021).

Christ menerangkan, data-data tersebut dibutuhkan guna mencocokkan identitas korban yang ditemukan. Kendati begitu Christ tetap meyakini bahwa sang adik, Diego bakal selamat dari peristiwa itu.

"Itu untuk bantuin identifikasi jika diperlukan. Saya katakan sekali lagi adik saya selamat. Ini hanya untuk keperluan SOP Polri," tegasnya.

Menurut Christ dirinya malam kemarin telah mendatangi RS Polri guna menyerahkan sampel demi keperluan identifikasi. Namun pihak polisi meminta biar ibu kandung saja yang memberikan sampel. Pasalnya ibu kandung disebut lebih efektif dibanding saudara kandung.

"Semalam sebenarnya sudah ada pihak keluarga yang datang ke sini ke Labfor sini untuk dimintai sampel DNA. Pada dasarnya kami tetap percaya bahwa Diego pasti selamat, Tuhan baik, Diego orang baik, dia sayang sama keluarganya, dia sayang sama kita semua. Kami percaya sampai detik ini, kami percaya Diego selamat," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Jadi Copilot Sejak 2015

FOTO: Wajah Cemas Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 di Posko Crisis Center
Petugas kesehatan menunggu untuk memeriksa kondisi keluarga korban di Posko Crisis Center Sriwijaya Air SJ 182, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (9/1/2021). Keluarga korban masih menunggu kabar terkait hilang kontaknya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. (merdeka.com/Imam Buhori)

Diego Mamahit diketahui mulai menjadi Copilot sejak 2015 lalu. Ia memiliki seorang istri dan juga satu anak. Di mata keluarga Diego dikenal sebagai sosok yang mengayomi.

Diego menjadi Copilot di pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang dilaporkan hilang kontak setelah empat menit mengudara pada Sabtu sore 9 Januari 2021. Diduga pesawat tersebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya