Basarnas Kirim Tim SAR dan Regu Penyelamat Bantu Evakuasi Korban Gempa Majene

Delapan orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,2 yang mengguncang Majene, Sulawesi Barat pada Jumat dini hari (15/1/2021).

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 15 Jan 2021, 14:43 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2021, 14:42 WIB
FOTO: Gempa Majene Robohkan Rumah dan Bangunan di Mamuju
Tim penyelamat mencari korban yang terperangkap dalam sebuah bangunan runtuh di Mamuju, Sulawesi Barat, Indonesia, Jumat (15/1/2021). Gempa tidak berpotensi memicu tsunami. (HANDOUT/NATIONAL SEARCH AND RESCUE AGENCY/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Majene, Sulawesi Barat pada Jumat dini hari (15/1/2021). Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menerjunkan personelnya untuk membantu evakuasi korban dari reruntuhan.

"Kami Basarnas telah menurunkan Tim SAR di Mamuju dan saat ini telah ada di lokasi dan sudah langsung beraksi melaksanakan evakuasi korban di dalam bangunan-bangunan runtuh," kata Kepala Basarnas (Kabasarnas) Bagus Puruhito di International Container Terminal (JICT) 2, Jakarta Utara, Jumat (15/1/2021).

Bagus menerangkan, Basarnas juga mengirim tim SAR beserta regu penyelamat dari Makassar menggunakan KN SAR Kamajaya dan dari Balikpapan menumpangi KN SAR Wisanggeni. Sementara Tim SAR dari Palu berangkat ke Majene dan Mamuju melalui jalan darat.

Bagus menyampaikan, tim SAR dari Jakarta juga ada yang diterjunkan ke lokasi. Mereka terbang menggunakan pesawat Hercules dari TNI AU.

"Yang dari Jakarta berangkat ke Mamuju, kita sertakan satu tim urban SAR dari pusat. Kami lengkapi dengan peralatan tambahan untuk alat ekstrikasi terurama pada bangunan-bangunan runtuh," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


8 Orang Meninggal Akibat Gempa Majene

Dua petugas dilaporkan terjebak dalam reruntuhan kantor Gubernur Sulbar yang ambruk akibat gempa Majene. (Foto: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)
Dua petugas dilaporkan terjebak dalam reruntuhan kantor Gubernur Sulbar yang ambruk akibat gempa Majene. (Foto: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, korban meninggal akibat gempa magnitudo 6,2 di Majene, Sulawesi Barat bertambah menjadi delapan orang.

Hal tersebut disampaikan Pusat Pengendali Operasi BNPB yang bersumber dari BPBD Majene, BPBD Polewali Mandar, BPBD Sulawesi Barat, dan BPBD Mamuju, Jumat (15/1/2021)

"Update Jumat, 15 Januari 2020 pukul 11.10 WIB, korban jiwa Kabupaten Majene 8 orang meninggal dunia, kurang lebih 637 orang luka-luka," demikian pernyataan BNPB.

Selain itu, kurang lebih 15.000 orang mengungsi akibat gempa. Ada 10 titik pengungsian korban gempa, yaitu Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda dan Kecamatan Sendana.

BNPB menyebut, kerugian material akibat gempa di Majene antara lain, longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju mengakibatkan akses jalan terputus dan 300 unit rumah rusak.

Kemudian, sebuah Puskesmas rusak berat, Kantor Danramil Malunda rusak berat, jaringan listrik padam, dan komunikasi selular terputus-putus atau tidak stabil.

Sedangkan kerugian akibat gempa di Kabupaten Mamuju adalah, Hotel Maleo, kantor Gubernur Sulawesi Barat, sebuah mini market, dan RSUD Mamuju rusak berat. Jaringan listrik dan komunikasi selular juga terganggu.

BNPB menyatakan, kebutuhan mendesak yang diperlukan adalah sembako, selimut dan tikar, tenda pengungsi, pelayanan medis, dan terpal.

Kemudian, alat berat atau excavator, alat komunikasi, makanan pokok atau siap saji, masker, obat-obatan dan vitamin, dan lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya