Vaksinasi Covid-19 Diprediksi Selesai hingga 10 Tahun, Ini Kata Epidemiolog

Perhitungan dengan data vaccination rate Indonesia per 4 Februari lalu, Indonesia diprediksi baru akan menyelesaikan program vaksinasi selama kurang lebih 10 tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Feb 2021, 16:07 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2021, 16:07 WIB
vaksinasi COVID-19
Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 secara masif bagi tenaga kesehatan (nakes) di Poltekkes Kemenkes, Kota Bandung, Sabtu (30/1/2021). (sumber foto : Humas Jabar)

Liputan6.com, Jakarta - Data studi Bloomberg menghitung waktu penyelesaian program vaksinasi Covid-19 di beberapa negara, termasuk di Indonesia. Berdasarkan perhitungannya dengan data vaccination rate Indonesia per 4 Februari lalu, Indonesia diprediksi baru akan menyelesaikan program vaksinasi selama kurang lebih 10 tahun.

Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo pun membenarkan prediksi Bloomberg tersebut. Dia mengatakan, prediksi 10 tahun itu bila vaccination rate di Indonesia terus berada di angka 60 ribu.

"10 tahun itu kalau vaccination rate-nya seperti sekarang ini yang sangat rendah. Sekarang ini masih bisa diterima kalau vaccination rate kita masih rendah, mudah-mudahan nanti segera meningkat. Hitungan Bloomberg/John Hopkins/Straits Times, kita nanti cuma mampu 2 kali dari sekarang kecepatannya," kata Windhu saat dihubungi merdeka.com, Minggu (7/2).

Windhu kemudian menjabarkan perhitungan prediksi tersebut. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, per 4 Februari lalu, jumlah orang yang sudah disuntik vaksin dosis pertama yaitu 700.266 orang.

Yang pertama harus dilakukan yakni menghitung vaccination rate. Cara menghitungnya yakni membagi jumlah orang yang sudah divaksin dengan waktu pelaksanaan vaksinasi.

Seperti yang diketahui, vaksinasi pertama di Indonesia dimulai pada 13 Januari 2021, sehingga sampai 4 Februari, terhitung 23 hari pelaksanaan vaksinasi.

"Kalau kita anggap saja semua sudah mendapatkan 2 dosis, berarti jumlah vaksin yang sudah disuntikkan sebanyak 1.400.532 dosis. Jadi vaccination rate-nya, 1.400.532 dosis dibagi 23 hari, yakni 60.892 dosis per hari," terangnya.

Kemudian, untuk menghitung waktu vaksinasi itu didapatkan dari perhitungan jumlah sasaran vaksinasi dibagi vaccination rate. Namun, jangan lupa kalikan jumlah sasaran dengan 2 dosis, dan mengalikan vaccination rate dengan jumlah hari dalam satu tahun. Sebab, pelaksanaan vaksinasi di Indonesia dilakukan nonstop setiap hari tanpa hari libur.

Seperti yang diketahui, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang terbaru, yakni 271.349.889 jiwa. Maka, 75 persen penduduk yang menjadi sasaran vaksinasi sekitar 203.512.416 orang. Karena setiap orang mendapatkan 2 dosis, maka jumlah sasaran vaksinasinya menjadi 407.024.000

"407.024.000 sasaran dibagi (60.892 x 2 dosis x 365 hari) Maka sekitar 9 tahun tahun lebih (program vaksinasinya selesai)," kata Ahli Kesehatan Masyarakat itu.

Windhu sebenarnya yakin vaccination rate Indonesia bisa meningkat. Sebab, Kemenkes terus menambah jumlah vaksinator. Pada bulan Maret mendatang, Kemenkes RI berencana menambah jumlah vaksinator menjadi 81 ribu. Sehingga Windhu yakin, vaccination rate di Indonesia bisa meningkat 2 hingga 3 kali lipat dari saat ini.

"Jumlah vaksinator sebanyak 80 ribu sudah cukup, jadi tinggal menunggu pasokan vaksinnya saja. Kalau macet, ya bisa sangat lama selesainya," kata Windhu

 

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tergantung 2 Hal

Sehingga menurut Windhu, meskipun Kemenkes menambah jumlah vaksinator namun dosis vaksinnya tidak ditambah, maka vaccination rate tidak akan bertambah. Sebagai informasi, Kemenkes sebelumnya mengungkapkan bahwa pada bulan Februari ini, tersedia 4,7 juta dosis vaksin.

"Vaccination rate itu tergantung 2 hal, ketersediaan vaksin dan jumlah vaksinator. Jadi kalau vaksinatornya banyak, tapi vaksinnya tidak ada, terus apa yang disuntikkan? Kita kan punya ketergantungan supply vaksin dari luar negeri. Sebab produsen vaksin dan produksinya masih sedikit, padahal demand-nya sangat tinggi," kata dia.

Dia pun optimistis, dengan jumlah vaksinator sebanyak 81 ribu, vaccination rate di Indonesia bisa meningkat. Waktu penyelesaian vaksinasi bisa kurang dari 10 tahun. Sebab, kata dia, kemampuan vaksinasi setiap vaksinator dalam sehari bisa 40 kali.

"Saya sih optimistis, (akan) lebih dari itu vaccination rate-nya, tapi tidak seoptimistis presiden yang menurut saya sangat utopis kalau berharap 1 tahun bisa selesai mencakup 70 persen penduduk," tutupnya.

Seperti yang diketahui, total sasaran vaksin di Indonesia yakni 181.554.465 orang. Jumlah vaksinasi pun meningkat setiap harinya. Data terakhir per 6 Februari lalu, tercatat sebanyak 777.096 tenaga kesehatan di Indonesia sudah menerima vaksin tahap satu. Angka tersebut sudah mencakup 49,66 persen dari total sasaran nakes penerima vaksin, yakni sekitar 1.593.620 orang.

 

Reporter: Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya