AHY: Saya Salut dengan Moeldoko Pakai Jaket Demokrat yang Bukan Haknya

Menurut AHY, penobatan Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang sangatlah tak terpuji dan tak ksatria.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 07 Mar 2021, 15:27 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2021, 15:26 WIB
Sikapi KLB, AHY Gelar Rapat Pimpinan
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY saat rapat pimpinan secara maraton di Gedung DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Minggu (7/3/2021). AHY mengatakan, setelah rapat ia akan melakukan commander's call atau rapat dengan jajaran DPD di 34 provinsi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyindir sikap Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang datang ke Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara dan memakai jaket Partai Demokrat. Dia juga heran dengan mereka yang mengklaim KLB Deli Serdang, memiliki otoritas.

"Saya salut dengan saudara Moeldoko dan siapapun yang seolah-olah legitimate dalam KLB ilegal Deli Serdang tersebut, menggunakan jaket Demokrat yang tidak menjadi haknya. Kemudian menyuarakan bahwa merekalah yang memiliki otoritas sekarang," kata AHY dalam Rapat Pimpinan Partai Demokrat, Minggu (7/3/2021).

"Saya tidak bisa masuk di akal sehat. Tetapi itulah mereka. Itulah sikap dan perilaku mereka," sambungnya.

Menurut dia, penobatan Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang sangatlah tak terpuji dan tak ksatria. Tindakan mantan Panglima TNI itu dinilai sangat memalukan karena jauh dari moral etika dan keteladan partai.

AHY menuturkan, dualisme di Partai Demokrat berbeda dengan partai-partai lainnya yang pernah mengalami hal serupa. Sebab, Moeldoko adalah aktor eksternal yang kemudian mengambil alih kepemimpinan di Partai Demokrat secara ilegal dan tak sah.

"Saya hanya persilakan kepada seluruh kader utama dan juga konstituen bahkan masyarakat Indonesia secara luas untuk menilai sendiri apakah perilaku seperti itu bisa ditiru, bisa menjadi teladan untuk kita semuanya," ujar dia.

AHY mengatakan, Partai Demokrat memiliki hak dan kewajiban moral melawan Gerakan Pengambilalihan Kekuasaan Partai Demokrat yang tidak sah. Jika diam, kata dia, maka sama saja Partai Demokrat membiarkan mereka yang berkomplot untuk motif pribadi, uang, kekuasaan, kedudukan melakukan segala cara agar dapat berkuasa.

"Ini adalah sebuah contoh buruk dalam demokrasi. Banyak pihak masyarakat luas yang mengatakan terlalu, berlebihan cross the line, too much and too far," kata AHY.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Moeldoko: Saya Tidak Punya Kekuatan Memaksa Kader Demokrat Memilih Saya

Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim)
Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim)

Moeldoko mengklaim tidak memiliki kekuatan untuk memaksa para kader Partai Demokrat untuk memilih dirinya jadi Ketua Umum versi versi kongres luar biasa (KLB). Diketahui KLB tersebut digelar di The Hill Hotel and Resort, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).

"Saya sama sekali tidak punya kekuatan untuk memaksa saudara-saudara untuk memilih saya, tapi semua lahir dari sebuah keyakinan," kata Moeldoko saat saat berpidato pertama kali dihadapan para kader di The Hill Hotel and Resort, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (5/3/2021) malam.

Dia pun bersyukur telah dipilih. Dia pun berharap Partai Demokrat bisa menggemparkan Indonesia. Yaitu dengan memiliki Marzuki Alie yang berlatar belakang politik, serta para DPP, DPC dan organisasi sayap.

"Pak Marzuki Alie punya pengalaman di partai politik yang luar biasa, saya punya pengalaman di militer dan pemerintahan, para pendiri parpol Demokrat para senior memiliki filosofi dan kebijakan yang sangat tinggi, para DPP, DPC, dan organisasi sayap memiliki semangat yang menggelegar, luar biasa, jadi kalau semua kekuatan ini disatukan maka akan menggemparkan Indonesia," ungkapnya.

"Demokrat...," seru Moeldoko kepada para kader.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya