AHY: Moeldoko Hanya Ingin Memiliki Tapi Tak Mencintai Partai Demokrat

Partai Demokrat terbelah menjadi dua, yakni kubu Moeldoko dan kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang terpilih pada Kongres Demokrat 2020.

oleh Ika DefiantiLizsa Egeham diperbarui 07 Mar 2021, 15:08 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2021, 14:54 WIB
FOTO: AHY Berikan Tanggapan Terkait KLB Demokrat
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat konferensi pers terkait KLB Partai Demokrat di DPP Pusat Partai Demokrat, Jakarta, Jumat (5/3/2021). AHY menyebut acara yang diklaim sebagai KLB Demokrat di Deliserdang ilegal. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko tak mencintai Partai Demokrat.  Dia menilai, mantan Panglima TNI itu hanya ingin memiliki Partai Demokrat.

"Katanya saudara Moeldoko itu mencintai Partai Demokrat. Katanya, ada yang mengatakan mencintai itu tidak harus memiliki. Yang jelas, KSP Moeldoko tidak mencintai, tapi ingin memiliki Partai Demokrat," kata AHY dalam Rapat Pimpinan Partai Demokrat, Minggu (7/3/2021).

Dia mengatakan, setiap partai politik memang memiliki masalah internal dan dinamika tersendiri. Hal itu berangkat karena ada kader yang merasa kecewa atau sakit hati lantaran kepentingannya tidak terwujud.

"Itu biasa dan kami juga punya segala instrumen untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangga partai," ucap AHY.

Kendati begitu, AHY menuturkan gejolak yang ada di Partai Demokrat adalah hal berbeda. Sebab, Moeldoko adalah aktor eksternal yang mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara ilegal dan tidak sah.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Moeldoko Tidak Ksatria

Menurut dia, tindakan Moeldoko yang menerima penobatan dirinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumut sangat tidak ksatria tak terpuji, serta sangat memalukan. Pasalnya, sikap Moeldoko jauh dari moral etika dan keteladan Partai Demokrat.

"Kami tentu punya hak dan kewajiban moral melawan GPK PD (Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat) yang tidak sah itu. Kalau kami diam, artinya sama saja bahwa PD juga membunuh demokrasi di negeri. Kalau kita diam, sama saja kita membiarkan," tutur AHY.

Seperti diketahui, Partai Demokrat terbelah menjadi dua kubu. Ada kubu Moeldoko yang baru terpilih sebagai ketua umum pada Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Jumat, 5 Maret 2021 dan kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang terpilih pada Kongres Demokrat 2020.

Sementara itu, Moeldoko mengklaim tidak memiliki kekuatan untuk memaksa para kader Partai Demokrat untuk memilih dirinya jadi Ketua Umum versi versi kongres luar biasa (KLB). Diketahui KLB tersebut digelar di The Hill Hotel and Resort, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).

"Saya sama sekali tidak punya kekuatan untuk memaksa saudara-saudara untuk memilih saya, tapi semua lahir dari sebuah keyakinan," kata Moeldoko saat saat berpidato pertama kali dihadapan para kader di The Hill Hotel and Resort, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (5/3/2021) malam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya