Pemkot Bogor Perbolehkan Warga yang Tinggal di Zona Hijau Salat Id di Masjid

Pemerintah Kota Bogor memperbolehkan warganya melaksanakan Salat Id di masjid dan tempat terbuka. Syaratnya, wilayah tersebut berada di lokasi yang dinyatakan aman dari COVID-18 yakni di RW berstatus zona hijau dan kuning.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 13 Mei 2021, 05:22 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2021, 05:22 WIB
FOTO: Pandemi, Salat Id di Masjid Al-Azhar Terapkan Protokol Kesehatan
Jemaah melaksanakan salat Idul Adha 1441 H di Masjid Al-Azhar, Jakarta, Jumat (31/7/2020). Pelaksanaan salat Id dilakukan secara berjemaah di masjid atau lapangan dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan menjaga jarak. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Bogor memperbolehkan warganya melaksanakan Salat Id di masjid dan tempat terbuka. Syaratnya, wilayah tersebut berada di lokasi yang dinyatakan aman dari COVID-18 yakni di RW berstatus zona hijau dan kuning.

Kepala Bagian Hukum dan HAM Pemerintah Kota Bogor Alma Wiranta mengatakan aturan itu dituangkan dalam Surat Edaran Wali Kota Bogor Nomor 440/2522-Huk.HAM tentang Panduan Penyelenggaraan Menyambut Idul Fitri 1442 H/2021 M pada Masa Pandemi COVID-19 di Kota Bogor.

Dalam surat edaran yang ditandatangani Wali Kota Bogor Bima Arya tersebut, salah satu poinnya mengatur warga yang tinggal di RW zona hijau dan kuning boleh melaksanakan Salat Idul Fitri di masjid dan di tempat terbuka, dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Sementara itu, warga yang tinggal di daerah yang dinilai masih rawan penyebaran COVID-19 atau berstatus zona merah dan oranye belum diizinkan melaksanakan Salat Idul Fitri di masjid dan tempat terbuka.

"Warga yang tinggal di daerah zona oranye dan merah, diizinkan Salat Idul Fitri di rumahnya masing-masing, sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan keputusan ormas Islam lainnya," katanya seperti dikutip dari Antara.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Terapkan Prokes Secara Ketat

Persyaratan pelaksanaan Salat Idul Fitri di masjid dan tempat terbuka di RW hijau dan kuning, dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat serta jamaah yang hadir maksimal 50 persen dari kapasitas dengan menjaga jarak.

Jamaah wajib memakai masker dan membawa sajadah sendiri. Panitia menggunakan thermogun untuk mengukur temperatur tubuh jamaah yang hadir.

Warga yang lanjut usia (lansia) atau orang dalam kondisi kurang sehat, orang yang baru sembuh sakit, atau dari perjalanan, disarankan tidak mengikuti Shalat Idul Fitri di masjid dan tempat terbuka.

Khutbah disarankan singkat dengan tetap memenuhi rukun khutbah, paling lama 20 menit. Mimbar yang digunakan dalam penyelenggaraan Shalat Idul Fitri di masjid dan lapangan agar dilengkapi dengan pembatas transparan antara khatib dan jamaah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya