Puan Mengenang Taufiq Kiemas: Beliau yang Gembleng Politik juga Mentor dalam Kehidupan

Peringatan mengenang sewindu wafatnya Taufiq Kiemas diselenggarakan keluarga besar Megawati Soekarnoputri bersama keluarga besar PDI Perjuangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jun 2021, 08:24 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2021, 08:18 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani di Rapat Paripurna DPR RI dalam rangka ulang tahun ke-75 DPR
Ketua DPR RI Puan Maharani di Rapat Paripurna DPR RI dalam rangka ulang tahun ke-75 DPR. (Foto: Dokumentasi DPR).

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan mengenang sewindu atau delapan tahun wafatnya Taufiq Kiemas, Ketua MPR RI 2009-2013, diselenggarakan oleh keluarga besar Megawati Soekarnoputri bersama keluarga besar PDI Perjuangan secara offline dan online di Masjid At Taufiq Jakarta, Selasa 8 Juni 2021.

Peringatan itu dilaksanakan dengan mengadakan santunan yatim piatu, pembacaan surat Yasin dan tahlil, serta doa yang dipandu KH Nuril Arifin dan Hamka Haq dari Masjid At Taufiq, dan diikuti juga oleh hadirin yang mengikuti secara daring. Ceramah agama haul Taufiq Kiemas disampaikan dai kondang dari Makasar, Ustadz Das’ad Latief.

Acara tersebut dihadiri Presiden ke-5 RI dan Ketua Umum PDI Perjuangaan Megawati Soekarnoputri, pimpinan lembaga tinggi negara, menteri Kabinet Indonesia Maju, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Komjen Pol (Purn) Syafrudin, anggota DPR/MPR RI, kepala dan wakil kepala daerah, pengurus PDI Perjuangan, sayap dan badan partai, serta keluarga besar almarhum Taufiq Kiemas.

Ketua DPR RI yang juga putri almarhum Taufiq Kiemas, Puan Maharani, dalam sambutannya menguraikan kenangannya saat mengalami penggemblengan dari ayahnya Taufiq Kiemas semasa hidupnya.

“Bagi Keluarga kami, Pak Taufiq bukan hanya sebagai ayah, tetapi juga menjadi guru dan mentor kami dalam kehidupan serta dalam perjuangan politik kami. Insya Allah saya akan terus menjadikan pedoman dan suri tauladan semua bekal dan pendidikan dari ayah dan ibu saya tercinta,” ujar Puan Maharani.

Lebih lanjut Puan mengatakan, “dari almarhum Pak Taufiq dan Bu Mega lah saya mendapatkan penggemblengan politik secara langsung sejak ikut beliau masa dikuyo-kuyo zaman Orde Baru dahulu, hingga saya menjadi pengurus DPP PDI Perjuangan, Ketua Fraksi, Menko PMK dan saat ini menjadi Ketua DPR RI perempuan pertama di republik ini.”

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam sambutannya menjelaskan sosok Taufiq Kiemas sebagai tokoh bangsa yang perannya melintas batas dan sosok humanis yang sangat dekat dengan segala elemen bangsa termasuk dengan keluarga besar Muhammadiyah.

“Pak Taufiq adalah figur yang punya kekuatan luar biasa yang dapat mempertautkan antara keislaman dan kebangsaan dan menjadi teladan serta jembatan bagi kaum Islam dan kaum nasionalis untuk memadukan kemajemukan bangsa demi kemajuan Indonesia,” jelas Haedar Nasir.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Sosok Taufik di Mata Said Aqil

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menjelaskan kesaksiannya pada sosok Taufiq Kiemas sebagai tokoh nasionalis religius. “Pak Taufiq Kiemas adalah tokoh yang nasionalis 100% karena sangat mencintai Indonesia dengan luar biasa dan juga 100% religius karena sangat taat beribadah, bahkan saat kami pergi haji bersama beliau ternyata fasih membaca Al Qur’an,” terang Said Aqil Siradj.

Said Aqil Siradj juga menguraikan jiwa kedermawanan Taufiq Kiemas sangat membekas di hati banyak orang termasuk bagi sahabat-sahabatnya. “Semoga dengan amal soleh dan ibadah almarhum Pak Taufiq, arwah beliau saat ini mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ucap Said Aqil Siradj

Ketua Panitia Peringatan Sewindu Wafatnya Taufiq Kiemas, yang juga Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah menjelaskan peringatan wafatnya Taufiq Kiemas selalu diselenggarakan setiap tahun oleh keluarga besar Megawati Soekarnoputri dan keluarga besar PDI Perjuangan.

“Peringatan wafatnya Pak Taufiq setiap tanggal 8 Juni dengan menggelar doa, yasinan dan tahlilan dimaksudkan selain untuk mendoakan almarhum, juga untuk mengenang dan menjadikan suritauladan kepemimpinan otentik beliau untuk bekal generasi muda saat ini.” ujar Ahmad Basarah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya