Hendropriyono Keberatan dengan Berita Lobi Jokowi, karena Sayang Media

Hendro meragukan sumber anonim dalam berita tersebut, yang disebut tiga purnawirawan Jenderal. Pasalnya, pertemuan tersebut hanya dihadiri oleh dirinya, istri, dan Presiden Jokowi.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jun 2021, 16:49 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2021, 07:44 WIB
Mantan Kepala BIN Hendropriyono meluncurkan draf buku mengenai intelijen. (Liputan6.com/ Ratu Annisaa)
Mantan Kepala BIN Hendropriyono meluncurkan draf buku mengenai intelijen. (Liputan6.com/ Ratu Annisaa)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menyayangkan adanya pemberitaan terkait dirinya yang menyebut ada lobi yang dilakukan olehnya untuk mendorong Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa untuk menjadi Panglima TNI.

Hendro mengaku merasa dirugikan dengan adanya pemberitaan tersebut. Dia juga meragukan sumber anonim dalam berita tersebut, yang disebut tiga purnawirawan Jenderal. Pasalnya, pertemuan tersebut hanya dihadiri oleh dirinya, istri, dan Presiden Jokowi. 

"Tiga orang purnawirawan yang tidak disebut namanya itu yang dijadikannya sumber berita, tidak berada bersama kami, yaitu saya, istri saya dan Pak Jokowi ketika kami bertemu. Jadi tidak relevan untuk dapat dijadikan sumber berita bagi suatu liputan pers yang profesional dan kredibel," kata Hendropriyono dalam keterangannya Rabu (16/6/2021).  

Kendati keberatan dengan pemberitaan yang dimaksud, Hendro mengaku dirinya tidak membenci media. Hendro berharap, apa yang disampaikan bisa menjadi pembelajaran bagi dunia pers agar lebih bijak dalam memproduksi karya jurnalistik.  

"Saya sampaikan nasihat ini karena rasa sayang saya. Jangan marah atas nasihat orang tua ini, karena landasan saya sama sekali bukan rasa benci. Anggaplah sebagai pelajaran yang barang kali juga bermanfaat bagi dunia pers kita dalam kebebasannya,” kata  Hendropriyono.

Terkait dengan adanya klaim bahwa pihak media sudah menghubunginya, namun tidak ada respons darinya. Hendro menilai hal itu tidak bisa dijadikan alasan.

Dia pun optimis pers di Indonesia akan terus berkembang dan semakin terbuka di masa mendatang.

"Anggap lah ini sebagai pembelajaran untuk lebih beretika," Hendropriyono menandaskan.   

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya