DPMPTSP Jateng: Realisasi Investasi Jateng Semester I Capai Rp 25,3 Triliun

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah mencatat realisasi pada semester I/2021 mencapai Rp 25, 3 triliun. Catatan investasi Jateng pada waktu belakangan ini menunjukkan tren positif kendati pandemi masih belum usai.

oleh nofie tessar diperbarui 15 Agu 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2021, 13:00 WIB
DPMPTSP Jateng: Realisasi Investasi Jateng Semester I Capai Rp 25,3 Triliun
(Foto:Dok.Pemprov Jawa Tengah)

Liputan6.com, Jakarta Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah mencatat realisasi pada semester I/2021 mencapai Rp 25, 3 triliun. Catatan investasi Jateng pada waktu belakangan ini menunjukkan tren positif kendati pandemi masih belum usai.

Kepala DPMPTSP Jateng Ratna Kawuri mengatakan, capaian investasi sebagaimana dirilis Kementerian Investasi / Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), bahwa pada triwulan II tahun 2021, capaian dari realisasi investasi di Jawa Tengah sebesar Rp 13,02 triliun. Itu terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 5,26 triliun, dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sekitar Rp 7,76 triliun. Ini yang terkait dengan triwulan II.

“Apabila secara total semester I di 2021, capaian investasi di Jawa Tengah ini Rp 25,3 triliun,” kata Ratna di Semarang, Sabtu (14/8/2021).

Menurutnya, kalau dibandingkan dengan year on year (yoy) tahun 2020 secara total di semester ini memang mengalami penurunan. Tapi kalau dilihat pada perkembangannya dari triwulan I, hingga triwulan II, ini terjadi peningkatan. Atau, jika dibandingkan antara triwulan II tahun 2020 dengan triwulan II tahun 2021 ini juga terjadi peningkatan.

“Artinya, sebenarnya adalah, kalau kita bicara dampak Covid-19 pandemi yang menekan luar biasa ini, sebenarnya kalau dari catatan investasi kita ini, realisasi investasi kita pada waktu belakangan, kurun belakangan, menunjukkan tren positif,” sambungnya.

Yang artinya, kata Ratna, penangan Covid-19 selama ini berarti sudah berada di jalur yang benar (on the right track). Yang mana, itu bisa menyelaraskan antara penanganan Covid-19 dengan pemulihan ekonomi.

Pihaknya mencatat pula untuk bidang usaha yang memberikan kontribusi besar, yaitu dari PMA di bidang usaha energi. Meliputi listrik, air, dan gas. Tren berikutnya, adalah bidang usaha alas kaki.

“Karena kebanyakan kan di Jawa Tengah ini memang potensial sekali untuk industri manufaktur yang terkait dengan produksi alas kaki,” terangnya.

Adapun jika dari sektor PMDN, kontribusi terbesar adalah dari industri mineral non logam. Bidang usaha yang berkontribusi besar itu berasal dari sejumlah daerah di Jateng. Pemprov mencatat daerah itu masih didominasi oleh daerah pantura. Seperti halnya Kabupaten Jepara, Kota Semarang, Kabupaten Kendal. Untuk PMDN Kabupaten Grobogan, Kabupaten Cilacap.

Ratna menilai, dominasi daerah pantura itu tak lepas dari infrastruktur di wilayah pesisir pantai utara yang telah representatif. Seperti halnya adanya pelabuhan, dan juga jalan tol di wilayah pantura. Hal itu tak lepas dari pembangunan yang dicanangkan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Taj Yasin.

“Prinsipnya adalah peningkatan investasi yang berkualitas yang inklusif. Artinya istilah beliau itu no one left behind. Kemudian arahnya ke daerah barat, daerah selatan. Maka pembangunan arahnya banyak di tingkatkan di daerah-daerah pantai selatan,” tuturnya.

Dia mengatakan, hal itu dilakukan guna lebih meningkatkan investasi secara merata, atau penyebarannya bisa secara merata. Sehingga memberikan kesejahteraan masyarakat dan diharapkan semakin merata.

Pemerintah Provinsi juga akan terus menggenjot investasi biar mencapai target. Tentu semua itu akan tetap diselaraskan dengan kondisi pandemi.

“Bagaimanapun dibutuhkan penyelarasan. Upaya penanganan Covid selaras dengan pemulihan ekonomi. Sehingga, tentu saja upaya ke depan adalah bagaimana ini senantiasa selaras antara pemulihan ekonomi dengan penanganan Covid,” imbuhnya.

Sehingga harapannya, ketika nanti penanganan Covid-19 sudah semakian terkendali, dan kondisi persebaran virus Corona semakin melandai, serta kondisinya sudah semakin baik, maka secara otomatis pemulihan ekonomi juga akan bisa didorong.

“Dengan demikian, keterbatasan gerak juga semakin dilonggarkan. Makanya kan kita harapkan target investasi ini bisa kita capai. Bahkan bisa melampui,” ucapnya.

Pada momen Hari Jadi Jateng ke-71 dan Hari Kemerdekaan RI, Ratna berharap, apapun yang jadi gerak langkah di Provinsi Jateng ini bisa memberikan kontribusi positif, bisa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap NKRI, terhadap Indonesia secara nasional.

“Kalau yang kita inginkan adalah Indonesia yang maju, Indonesia yang tangguh, Indonesia yang tumbuh, maka begitu juga dengan Jawa Tengah. Jawa Tengah semakin maju, Jawa Tengah semakin tumbuh dan Jawa Tengah semakin tangguh,” jelasnya.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya