Kowad Dianggap Korban Tes Keperawanan, Ini Kata TNI AD

Penggagas petisi hapus tes keperawanan terhadap prajurit wanita menyinggung anggota Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) sebagai korban dan penyintas tes keperawanan.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 01 Sep 2021, 13:33 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2021, 13:30 WIB
20170123-Polwan dan Kowad Berhijab Kembali Amankan Demo FPI-Jakarta
Polisi Wanita (Polwan) dan Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) berhijab berbaris rapi di depan Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (23/1). Mereka berada persis di belakang kawat berduri di depan pintu gerbang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Penggagas petisi hapus tes keperawanan terhadap prajurit wanita, Latisha Rosabelle, menyinggung anggota Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) sebagai korban dan penyintas tes keperawanan yang diselenggarakan di masa lalu.

Latisha menyampaikan apresiasinya atas penghapusan tes keperawanan di tubuh TNI AD. Dalam sesi tanya jawab, dia pun menanyakan apakah ke depannya akan ada permohonan maaf secara resmi dari TNI AD kepada para wanita yang kini telah bergabung.

"Apakah ada pengakuan salah secara resmi dari TNI AD?" tanya Latisha saat diskusi virtual, Rabu (1/9/2021).

Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Kapuskesad) Mayjen TNI Budiman mencoba memberi penjelasan.

"Ada satu mungkin kesalahan penafsiran sehingga menulis di situ pemeriksaan dua jari untuk pemeriksaan hymen calon wanita TNI masa lalu. Itu keliru, karena pemeriksaan dua jari itu, memasukkan dua jari dengan menerobos hymen itu tidak pernah dilakukan. Kriminal kalau ada," tutur Budiman.

Menurut Budiman, di masa lalu pemeriksaan secara manual organ genetalia eksternal wanita tetap tidak boleh merusak lubang yang ada. Secara teknis, pemeriksaan tiga jari dilakukan dengan memasukkan satu jari ke anus untuk mengangkat pinggul dan dua jari lainnya sedikit membuka vagina agar kondisi selaput dara dapat terlihat.

"Jadi tidak ada sebenarnya pelanggaran kekerasan sehingga yang bersangkutan tidak virgin lagi," jelas dia.

Hanya saja, Budiman mengakui bahwa mungkin saja ada kesalahan prosedur dalam hal lainnya. Seperti suasana ruangan yang kurang representatif, hingga keberadaan laki-laki atau panitia yang dinilai tidak berkepentingan saat pemeriksaan dan masuk dalam permasalahan etika.

"Jadi kalau permohonan maaf bukan kewenangan saya. Saya di sini bukan mewakili KSAD, tapi Kapuskesad," Budiman menandaskan.

 

TNI AD Pastikan Tak Ada Tes Keperawanan Kowad dan Hapus Kata Hymen

20170123-Polwan dan Kowad Berhijab Kembali Amankan Demo FPI-Jakarta
Polisi Wanita (Polwan) dan Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) berhijab diturunkan dalam pengamanan demonstrasi FPI yang mendampingi pemeriksaan Habib Rizieq Shihab, di depan Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (23/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat Mayjen TNI Budiman memastikan pihaknya serius dalam menghapuskan aturan tes keperawanan dalam ujian calon Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad).

Bahkan, kata selaput dara atau hymen pun ditiadakan dalam berkas formulir dan administrasi apapun.

"Di TNI AD bahkan kata-kata hymen pun dihilangkan dalam formulir tersebut, karena kita tidak memperdulikan hymen tersebut kecuali ada hymen inverporata,"kata Budiman dalam diskusi virtual, Rabu (1/9/2021).

Dia menjelaskan, hymen inverporata merupakan kasus langka yakni selaput dara yang tidak berlubang sehingga menyebabkan darah mensturasi dapat bertumpuk dan membahayakan si penderita.

"Jarang terjadi, namun jika terjadi harus ditolong karena darah menstruasi akan menumpuk," kata Budiman.

Budiman menegaskan, penghapusan tes keperawanan di TNI AD dituangkan dalam Juknis Nomor B/1372/VI/2021 tertanggal 14 Juni 2021 Tentang Penyempurnaan Juknis Pemeriksaan Uji Badan TNI AD.

Dokumen tersebut ditandatangani langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa.

"Jadi seluruhnya sudah mengikuti aturan itu," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya