Baliho Tokoh Parpol Menjamur, Pengamat: Curi Start di Saat yang Tidak Tepat

Pengamat komunikasi menyebut pemasangan baliho sebagai media sosialisasi masih bisa dikatakan efektif karena masih ada masyarakat yang belum sepenuhnya paham teknologi.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Sep 2021, 07:09 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2021, 07:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Ilustrasi Baliho (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 masih jauh di depan, namun sederet wajah tokoh partai politik (parpol) belakangan sudah terpampang jelas dalam baliho raksasa yang bertebaran di pinggir jalan. 

Menjamurnya baliho para tokoh parpol di tengah pandemi mendapat beragam tanggapan dari sejumlah pengamat hingga akademisi.

Salah satunya datang dari pengamat sekaligus Dosen Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), Oxy Oxcygentri. Dia menganggap pemasangan baliho sebagai media sosialisasi masih bisa dikatakan efektif karena menilai ada masyarakat yang belum sepenuhnya paham teknologi.

Menurut Oxy, parpol bahkan sudah menentukan karakter atau masyarakat seperti apa yang akan menjadi sasaran untuk media yang ingin di komunikasikannya.

"Pastinya masyarakat yang jauh dari media, masyarakat yang masih menggunakan media konvensional," ucap Oxy kepada Liputan6.com Rabu, 1 September 2021.

Kendati demikian, Oxy menyebut, dalam hal penggunaan media sebagai alat sosialisasi partai politik, saat ini media sosial dianggap lebih efektif jika dibandingkan dengan media konvensional.

"Karena media sosial lebih dekat dengan generasi millenial dan generasi Z untuk sekarang ini," kata Oxy.

Namun begitu, dia menilai bahwa pemasangan baliho oleh beberapa parpol yang marak dilakukan akhir-akhir ini kurang efektif dan tidak tepat dari segi komunikasi.

"Karena memang kalau tujuannya untuk mendapatkan tempat di hati rakyat. Untuk apa mereka kampanye di saat pandemi? Dan untuk siapa? Jadi kesannya malah curi start kampanye di saat yang tidak tepat," ungkap Oxy.

Baliho Saat Ini Dinilai Haus Kekuasaan

Menurutnya, yang saat ini dibutuhkan rakyat adalah aksi kerja nyata para tokoh politik mengingat mereka adalah perwakilan dan perpanjangan tangan rakyat saat ini.

“Elite partai sudah menduduki anggota dewan, saat ini perpanjangan tangan rakyat dan harusnya menunjukan kinerjanya. Mereka dipilih oleh rakyat, dan sekarang rakyat menagih janjinya," ujarnya.

"Menurut saya, rakyat membacanya ini hanya haus kekuasaan saja," tambahnya.

 

Penulis: Deni Koesnaedi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya