Jelang World Superbike 2021, Kapolda NTB Targetkan Vaksinasi 41.081 Orang Perhari di Lombok Tengah

Kapolda NTB Irjen Mohammad Iqbal menargetkan 41.081 dosis vaksin Covid-19 perhari diberikan kepada masyarakat di Lombok Tengah.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 25 Sep 2021, 22:05 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2021, 22:05 WIB
Masuk Tanah Abang Tunjukan Kartu Vaksin, Pedagang Keluhkan Sepi Pembeli
Pedagang melihatkan kartu vaksin di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (27/7/2021). Dengan kembalinya dibuka Pasar Tanah Abang penjual mengeluhkan pembeli yang sangat sepi akibat peraturan baru yang mewajibkan menunjukkan kartu vaksin Covid-19 saat hendak berbelanja. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolda NTB Irjen Mohammad Iqbal menargetkan 41.081 dosis vaksin Covid-19 diberikan kepada masyarakat di Lombok Tengah perhari.

Iqbal hendak mempercepat vaksinasi di daerah tersebut dalam rangka mensukseskan pelaksanaan World Superbike 2021 pada November mendatang.

"Saya dan Danrem WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani serta tenaga kesehatan akan membantu Pak Gubernur dalam mempercepat vaksinasi," kata Iqbal dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/9/2021).

Iqbal mengatakan, sebanyak 365 ribu dosis vaksin Sinovac tiba di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (25/9/2021). Vaksin itu nantinya akan didistribusikan ke sejumlah tempat di Bumi Seribu Masjid, khususnya Lombok Tengah.

"Kami sambut tantangan baru Kemenkes RI dengan 305.560 dosis vaksin untuk Lombok Tengah. Minggu depan, kami habiskan," ujar dia.

Sementara itu, Kabid Humas Polda NTB Kombes Artanto merinci, sebanyak 305.560 vaksin disuntikkan kepada masyarakat Lombok untuk dosis pertama. Sementara itu, 2 ribu vaksin disuntikkan ke masyarakat untuk dosis kedua.

"Sesuai arahan Pak Kapolda, kami diberikan target vaksinasi 41.081 dosis vaksin per hari di Lombok Tengah. Sejauh ini pelaksanaannya di lapangan terpantau baik," kata Artanto.

Jemput Bola

Artanto mengungkapkan untuk menstimulus percepatan vaksinasi ini, Polda NTB mengerahkan seluruh kendaraan dan personelnya ke desa-desa yang jauh dari titik vaksinasi.

"Mereka dijemput, lalu setelah vaksin diantar kembali. Sekarang stigma masyarakat juga sudah berubah. Dulu masyarakat enggan menerima vaksin karena termakan hoaks, tetapi sekarang mereka sangat antusias," jelas Artanto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya