Istri Ma'ruf Amin Dorong Kombinasikan PTM Terbatas dan PJJ pada Jenjang PAUD

Bunda PAUD Nasional Wury Estu Ma’ruf Amin mengatakan, pemelajaran tatap muka atau PTM terbatas adalah solusi terbaik untuk menangani learning loss pada peserta didik terutama pada jenjang PAUD.

oleh Yopi Makdori diperbarui 05 Nov 2021, 11:53 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2021, 11:53 WIB
Ketua Umum Dekranas Hj. Wury Ma’ruf Amin bersama,Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, memantau lansung pameran tenun ikat di Gedung Dekranasda Provinsi NTT. (Foto Istimewah)
Ketua Umum Dekranas Hj. Wury Ma’ruf Amin bersama,Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, memantau lansung pameran tenun ikat di Gedung Dekranasda Provinsi NTT. (Foto Istimewah)

Liputan6.com, Jakarta - Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nasional Wury Estu Ma’ruf Amin mengatakan, pemelajaran tatap muka atau PTM terbatas adalah solusi terbaik untuk menangani learning loss pada peserta didik terutama pada jenjang PAUD.

Untuk itu, dirinya mendorong agar PTM terbatas pada jenjang PAUD dapat dikombinasikan dengan PTM.

"Kita sebagai orangtua harus bergerak bersama menggalakkan kombinasi PTM terbatas dan PJJ untuk memulihkan proses belajar usia PAUD sehingga mereka dapat mengejar kembali mimpi dan cita-citanya," ujar istri Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin ini dalam keterangan tertulis Kemendikbudristek, Jumat (5/11/2021).

Menurut Wuri, cara itu guna memulihkan kembali pembelajaran berkualitas PAUD, sehingga anak-anak Indonesia dapat melakukan PTM terbatas dengan aman, nyaman, dan optimal.

Dia menyebut, pada rentang usia 0 sampai dengan 8 tahun, anak-anak sedang mengalami proses belajar membaca, menyerap pengetahuan, dan juga bersosialisasi dengan sesama.

"Usia ini merupakan usia emas masa tumbuh kembang seseorang. Namun proses tersebut, sempat terhambat karena adanya pandemi yang mengharuskan semua anak-anak usia sekolah melakukan PJJ," papar Wury Ma’ruf Amin.

Dia pun mendorong dunia pendidikan, termasuk jenjang PAUD melaksanakan PTM terbatas dengan tetap mengombinasikan pendekatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui tiga gerakan yang disiapkan, OASE-KIM berpartisipasi, dan menyukseskan PTM terbatas agar anak-anak siap kembali belajar di sekolah.

 

Dorong PTM Terbatas Dilakukan

Franka Makarim
Wakil Ketua Bidang I OASE-KIM Franka Makarim

Senada, Wakil Ketua Bidang I Organisasi Aksi Solidaritas Era - Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM) Franka Makarim juga mendorong pada masa transisi ini anak-anak sudah mulai masuk sekolah untuk melaksanakan PTM terbatas.

"Pemerintah dan kami dari OASE bersama-sama terus mendukung program PTM terbatas dari tingkat PAUD, Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah), dan Dikti (Pendidikan Tinggi). Kami memerlukan lebih banyak lagi kolaborasi antar satuan PAUD, keluarga, dan mitra masyarakat, agar anak-anak yang rentan untuk loss learning selama pandemi dapat kembali belajar bersama," beber Franka Makarim.

Franka Makarim berharap program-program OASE-KIM ini dapat terus menginspirasi seluruh masyarakat untuk melakukan aksi dan mendorong orangtua agar semakin yakin lagi dalam melaksanakan PTM terbatas untuk anaknya yang berusia dini.

"Inilah sebabnya Hari Inspirasi OASE dalam acara bergerak bersama menuju PAUD berkualitas kami adakan," ucap dia.

Gerakan pertama yang disiapkan untuk mendorong PTM terbatas di jenjang PAUD agar anak-anak kembali belajar di sekolah, yakni menyiapkan hal praktis yang bisa dilakukan orangtua.

"Orangtua bisa memberikan masukan kepada sekolah terhadap pembelajaran yang efektif dan aman ketika anak kembali ke sekolah," terang Franka Makarim.

Kedua, lanjut dia, kerja sama orangtua dan guru di sekolah harus diperkuat melalui kelengkapan fasilitas pembelajaran untuk memperkaya alat belajar di sekolah.

"Biar alat pembelajaran di sekolah itu semakin banyak dan disenangi anak-anak, kita berikan alat pembelajaran edukatif, bisa dengan bahan yang ada di rumah dibawa ke sekolah," imbuhnya.

Selanjutnya, kata Franka, gerakan terakhir adalah perlunya pembaharuan dekorasi ruang-ruang di sekolah PAUD agar anak-anak lebih senang datang ke sekolah, salah satunya dengan membenahi perpustakaan.

"Kita perbanyak akses anak-anak di beberapa titik di sekolah dan membenahi perpustakaan," kata dia.

Untuk itu, Franka Makarim berharap orangtua tak terlalu khawatir mengizinkan anak mengikuti PTM terbatas karena pembelajaran telah diatur dengan komprehensif untuk dijalankan.

"Pemerintah sudah mengaturnya dalam kebijakan SKB 4 Menteri. Sudah ada protokol kesehatan ketat, ini tinggal bagaimana gotong royong orang tua, sekolah, anak dan pemerintah untuk mensukseskan PTM terbatas," jelas dia.

Isi Tas Siaga Covid-19 Saat Siswa Ikut PTM Terbatas

Infografis Isi Tas Siaga Covid-19 Saat Siswa Ikut PTM Terbatas. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Isi Tas Siaga Covid-19 Saat Siswa Ikut PTM Terbatas. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya