Puluhan Warga Kampung Melayu Masih Mengungsi Akibat Banjir

Puluhan warga tersebut mengungsi di aula Kantor Kelurahan Kampung Melayu dan Aula Masjid Ittihadul Ikhwan RW 008.

oleh Ika Defianti diperbarui 08 Nov 2021, 18:27 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2021, 18:27 WIB
FOTO: Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung Rendam Kampung Melayu
Warga bersih-bersih rumah usai terendam banjir di kawasan Kampung Melayu, Jakarta, Senin (8/11/2021). Banjir akibat luapan Kali Ciliwung tersebut merendam pemukiman setinggi 60 cm sejak 7 November 2021 sore. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Insaf menyatakan sebanyak 6 RT masih terendam banjir hingga Senin (8/11/2021), pukul 15.00 WIB.

Jumlah tersebut telah berkurang jika dibandingkan pada data pada pukul 06.00 WIB yang mencapai 90 RT. Kata dia, banjir tersebut tersebar di dua wilayah yaitu Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

"Jumlah pengungsi terdata sebanyak 15 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 65 jiwa," kata Insaf dalam keterangan tertulis, Senin (8/11/2021).

Lanjut Insaf, pengungsi tersebut merupakan warga dari Kampung Melayu, Jakarta Timur. Puluhan warga tersebut mengungsi di aula Kantor Kelurahan Kampung Melayu dan Aula Masjid Ittihadul Ikhwan RW 008.

Berikut titik RT terendam banjir di DKI Jakarta pada Senin (8/11/2021) hingga pukul 15.00 WIB:

1. Jakarta Timur terdapat 3 RT:

- Kelurahan Kampung Melayu

Ketinggian : 50 cm dengan jumlah 3 RT

Penyebab : Luapan Kali Ciliwung

2. Jakarta Barat terdapat 3 RT:

- Kelurahan Rawa Buaya

Ketinggian : 60 cm dengan jumlah 3 RT

Penyebab : Luapan Kali Angke

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyatakan pihaknya akan terus melakukan evaluasi terkait penanggulangan banjir di Ibu Kota. Pemprov DKI telah menetapkan target banjir surut enam jam sejak 2020.

"Karena kalau kita tidak memiliki itu ukuran target maka kita akan kerja tanpa ada ukuran capaian. Targetnya dua, satu tidak boleh ada korban jiwa, kedua sesudah kembalinya garis normal sesudah itu enam jam," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (2/11/2021).

 


Penjelasan Target 6 Jam

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjelaskan target enam jam dihitung setelah hujan dengan intensitas di atas 100 mm/hari berhenti. Sedangkan untuk wilayah yang berada di dekat sungai waktu enam jam dihitung setelah aliran sungai kembali ke titik normal.

"Jadi kita menetapkan target untuk setelah hujan berhenti bila hujannya di atas 100 mm/hari maka harus dipompa, dikeringkan diberikan target enam jam. Kalau di bawah 100 mm hujannya maka seharusnya tidak terjadi banjir, tentunya ada sesuatu yang salah di dalam manajemen," papar dia.

Selain itu, Anies juga memasang indikator batas maksimal tinggi muka air di sungai. Sebab ketika muka air sungai tak kunjung turun, maka target surut enam jam tidak akan terlaksana.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya