Ketum PBNU Said Aqil Tegaskan Tak Ada Obsesi Maju di Pilpres 2024

Ketum PBNU Said Aqil mengungkapkan alasannya, yaitu tidak memiliki latar belakang politik.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Des 2021, 21:34 WIB
Diterbitkan 08 Des 2021, 21:34 WIB
PBNU dan Bulog Luncurkan Rumah Pangan Santri
Ketum PBNU Said Aqil Siradj. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menegaskan tidak terobsesi maju dalam kontestasi politik Pemilu 2024. Terlebih menjadi wakil presiden.

"Tidak ada sama sekali, tidak ada," kata Said di Jalan Taman Hamir Hamzah,Jakarta Pusat, Rabu (8/12/2021).

Dia menjelaskan tidak mempunyai keinginan tersebut sebab tidak memiliki latar belakang politik. Kemudian belum pernah menjabat sebagai menteri atau anggota DPR.

"Karena saya bukan maqomnya. Bukan bidangnyalah sebagai pejabat politik. Saya kan belum pernah jadi menteri, belum pernah, jadi anggota DPR belum pernah, tidak ada obsesi untuk lebih naik lagi apalagi," ungkapnya.

Untuk diketahui Said menyatakan siap maju kembali menjadi calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Keputusan ini diambil setelah menerima permintaan dan perintah dari para kiai sepuh se-Indonesia.

"Setelah saya anggap cukup ziarah ke para aulia itu, saya mendapatkan ketenangan hati, ketetapan hati. Saya terima permintaan atau perintah dari para kiai sesepuh," ungkapnya.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Didukung Sejumlah Kiai

Dia mengklaim kiai sepuh yang memintanya kembali memimpin PBNU antara lain Maulana Habib Luthfi (Perkalongan), Tuan Guru Turmudzi (Lombok), Kiai Haji Muhtadi (Banten), Hadrutosyah Kiai Timrois Kalimutu (Kendal), KH Agoes Ali Masyhuri (Sidoarjo), dan Kiai Bustomi (Tasikmalaya).

"Untuk meneruskan kembali program NU dalam 5 tahun ke depan. Antara lain menuntaskan program dan terobosan yang telah kita rintis, pembangunan Universitas NU dan ITS NU yang sampai saat ini, ketika periode Menteri Pak Nuh 24, periode Menteri Pak Nasir sampai ke 38. Periode Pak Nadiem ini ditambah 5 jadi 43," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya