Liputan6.com, Jakarta Temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan elektabilitas Golkar dan Demokrat mengalami penurunan dalam tiga bulan belakangan. Golkar turun dari 8,7 persen menjadi 7,0 persen, sedangkan Demokrat anjlok dari 10,6 persen menjadi 4,9 persen.
Demokrat yang sepanjang tahun 2021 menikmati lonjakan elektabilitas tampaknya kehilangan momentum, seiring redanya konflik di tubuh partai berlogo mercy tersebut. Sementara itu Golkar meskipun turun tetapi kembali ke posisi ketiga, setelah PDIP dan Gerindra.
PDIP juga turun, tetapi tetap unggul dengan elektabilitas mencapai 16,7 persen, disusul Gerindra 13,5 persen. Secara umum partai-partai cenderung stagnan, hanya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengalami tren kenaikan elektabilitas dan kini mencapai 5,4 persen.
Advertisement
"Elektabilitas partai-partai politik cenderung stagnan, sementara itu Golkar dan Demokrat turun, sedangkan PSI terus naik," ungkap peneliti indEX Research Reza Reinaldi dalam siaran pers di Jakarta, Minggu (9/1/2022).
Menurut Reza, kenaikan elektabilitas PSI terutama disumbang dari strategi partai pro-milenial tersebut di ibu kota Jakarta. Terakhir, dalam peringatan ulang tahun ketujuh PSI, Ketua Umum Giring Ganesha menghebohkan publik dengan pernyataan menolak capres pembohong.
Dalam pidatonya Giring menyatakan bahwa Indonesia bakal suram jika dipimpin oleh sosok pembohong dan pernah dipecat oleh Presiden Jokowi. Publik mengaitkan dengan figur Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang pernah menjabat Menteri Pendidikan pada kabinet Jokowi.
Komentar pedas kembali dilontarkan Giring saat meninjau lokasi sirkuit Formula E yang masih berupa lumpur becek. PSI menentang keras rencana balap mobil listrik yang digadang-gadang Anies, bahkan sempat mendorong digelarnya interpelasi.
Strategi PSI menjadikan Anies sebagai sasaran tembak didasarkan pada tingginya elektabilitas Anies dalam bursa calon presiden. Baik PSI maupun Anies sama-sama sedang berupaya untuk merangsek ke pertarungan di tingkat nasional.
Selain Demokrat dan PSI, partai-partai lain yang berada pada papan tengah adalah PKB (6,1 persen), PKS (5,5 persen), dan Nasdem (4,0 persen).
"Total sebanyak delapan parpol berhasil mengamankan diri di atas ketentuan parliamentary threshold," lanjut Reza.
Â
Terancam Tak Lolos ke Senayan
Beberapa parpol terancam tidak bisa kembali ke Senayan, yaitu PPP (2,5 persen) dan PAN (1,1 persen). Dua parpol baru masih harus berjuang keras supaya bisa lolos ke Senayan, yaitu Partai Ummat (1,3 persen) dan Gelora (1,0 persen).
Sisanya berada di papan bawah, yaitu Perindo (0,8 persen), Hanura (0,6 persen), PBB (0,3 persen), PKPI (0,2 persen), dan Berkarya (0,1 persen). Garuda dan Masyumi Reborn nihil dukungan, pilihan lainnya 0,9 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 28,1 persen.
Survei Index Research dilakukan pada 26 Desember 2021-5 Januari 2022 terhadap 1200 orang mewakili semua provinsi, dipilih secara acak bertingkat, diwawancara secara tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan. Margin of error ±2,9 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
Â
Advertisement