Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa ada peningkatan kasus Covid-19 varian omicron di beberapa wilayah. Untuk di Jakarta, tercatat ada sebanyak 4.711 kasus aktif.Â
Perlu diketahui, virus varian ini menyebar lebih cepat daripada varian COVID-19 sebelumnya, dan juga menyerang orang secara berbeda. Ada sejumlah gejala yang telah diperingatkan oleh para ahli virus yang berbeda dengan Omicron, termasuk apa gejala pertamanya.Â
Menurut penelitian sakit tenggorokan dikatakan bisa menjadi tanda pertama infeksi Omicron. Dilansir bestlifeonline, sakit tenggorokan dilaporkan sebagai gejala umum dari beberapa varian COVID-19 sebelumnya, tetapi dengan Omicron, dokter mengatakan itu kemungkinan gejala pertamanya.
Advertisement
"Bagi kebanyakan orang, kasus positif Omicron akan terasa lebih seperti flu biasa, dimulai dengan sakit tenggorokan," kata Tim Spector, seorang profesor epidemiologi di King's College London dan pendiri Zoe COVID Symptom Study.Â
Sementara itu, menurut dr. Syahrial M. Hutauruk Sp. THT-KL penularan antar individu terjadi sebagian besar via droplets (lewat batuk, bersin, atau kontak langsung) Virus paling banyak pada fase awal penyakit Khususnya pada saluran nafas atas (rongga hidung, nasofaring, rongga mulut, dan orofaring).
Untuk mencegahnya, dr. Syahrial merekomendasikan penggunaan antiseptik Polyvinylpyrrolidone–Iodine atau dikenal dengan Povidone-Iodine (PVP-I) untuk di kumur di mulut sampai tenggorokan ataupun semprot tenggorok.
Selain itu, (PVP-I) memiliki spektrum antimikrobial luas, anti-inflamasi, dan efek penyembuhan. Dalam kegunaannya, (PVP-I) memiliki anti bakteri karena memiliki spektrum antimikroba, anti viral yang memiliki daya bunuh virus yang kuat, dan anti corona virus karena mampu mengurangi viral load pada hidung, nasofaring, mulut dan tenggorokan.Â
Dalam uji coba yang diteliti oleh Anderson DE, Sivalingam V, terbukti bahwa efektivitas dan kerja cepat efek virusidal PVP-I terhadap SARS-CoV-2.Â
Penggunaan throat spray Povidone Iodine 0,45%
Sementara itu, Tim dokter-ilmuwan dari National University Hospital (NUH) telah menemukan bahwa oral hidroksiklorokuin dan semprot tenggorok atau thorat spray Povidone-Iodine 0,45% efektif dalam mengurangi penyebaran infeksi COVID-19 di rangkaian transmisi tinggi.
Hal itu dijelaskan dalam International Journal of Infectious Diseases 1, menyusul uji klinis acak yang dilakukan di antara 3.037 pekerja migran sehat yang dikarantina di asrama bertingkat besar di Singapura.
Professor Raymond Seet, Konsultan Senior, Divisi Neurologi, Departemen Kedokteran, NUH dan Departemen Kedokteran, NUS Medicine mengatakan penggunaan obat-obatan dan menjaga protokol kesehatan adalah satu - satunya langkah untuk mengurangi penularan Covid-19.Â
Namun, menurut Raymond wabah ini sulit untuk dikendalikan, pasalnya kelompok kasus baru terus muncul dan bahkan melonjak di wilayah tertentu. Ini adalah studi pertama yang menunjukkan manfaat terapi profilaksis, atau pencegahan, dengan oral Hidroksiklorokuin dan semprot tenggorok atau thorat spray Povidone-Iodine 0,45% dalam mengurangi infeksi SARS CoV-2 di antara individu yang dikarantina yang tinggal di lingkungan tertutup dan paparan tinggi.Â
"Ini adalah obat yang ada yang mudah didapat dan memiliki profil keamanan yang diketahui. Ini dapat mewakili strategi pencegahan yang layak untuk individu yang tinggal di lingkungan tertutup dan paparan tinggi, terutama di daerah dan negara di mana vaksinasi COVID-19 tidak tersedia atau tersebar luas," tutur Raymond.Â
Setelah diuji coba secara acak, pengobatan dalam bentuk pemberian povidone-iodine melalui semprotan tenggorokan yang menurunkan infeksi SARS-CoV-2 sebesar 24% lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin C.Â
Temuan ini mendukung secara in vitro data yang menunjukkan efek virucidal yang kuat dari povidone-iodine terhadap SARS-CoV-2 yang berpotensi mampu menciptakan lingkungan yang relatif tahan di dalam ruang orofaringeal.Â
Pengurangan viral load juga mungkin dapat mengurangi paparan partikel virus aerosol ke kontak dekat mereka selama inkubasi dan fase infeksi tanpa gejala, sehingga mengganggu transmisi SARS-CoV-2.Â
Dibandingkan dengan intervensi lain, peserta yang menerima semprotan tenggorokan povidone-iodine melaporkan pengobatan tertinggi dengan lebih sedikit pelaporan efek samping dan penghentian pengobatan dibandingkan dengan kelompok lain, sehingga mendukung tolerabilitas dan aplikasi masa depan mereka.
Di Indonesia, oral Hidroksiklorokuin hanya dapat diperoleh melalui resep dan anjuran dokter secara ketat, sedangkan semprot tenggorok atau thorat spray Povidone-Iodine 0,45% dapat didapatkan dengan cukup mudah di pasaran sebagai obat bebas terbatas.Â
Â
(*)