Omicron BA.2 Sudah Masuk RI tapi Kasus Tetap Menurun, Ini Kata Menkes

Hal itu berbeda di negara yang diserang Sub varian Omicron BA.2, yang mana memicu lonjakan kasus Covid-19 di Hongkong, Inggris, China, Korea Selatan, dan Eropa.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mar 2022, 19:24 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2022, 19:24 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sub varian Omicron BA.2 sudah terdeteksi di Tanah Air. Kendati demikian, kasus covid-19 terpantau menurun.

Hal itu berbeda di negara yang diserang Sub varian Omicron BA.2, yang mana memicu lonjakan kasus Covid-19 di Hongkong, Inggris, China, Korea Selatan, dan Eropa.

"Kita sudah identifikasi, mungkin 3-4 minggu lalu sudah masuk BA.2. Tapi alhamdulillah tetap case kita menurun," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Jumat (18/3/2022).

Dia mengungkap sejumlah kemungkinan penyebab Indonesia tidak mengalami lonjakan kasus meski ada sub varian Omicron BA.2. Di antaranya, banyak penduduk terinfeksi Covid-19, jumlah populasi yang sudah divaksinasi tinggi, dan antibodi penduduk tinggi.

"Mungkin secara ilmiah satu-satunya penjelasan adalah kondisi epidemiologis populasi kita relatif lebih siap dibandingkan yang lain," ujarnya.

Budi menyebut, sub varian Omicron BA.2 memiliki tingkat penularan lebih cepat daripada BA.1. Namun, tidak menimbulkan keparahan gejala pada pasien Covid-19.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi melaporkan ada 363 kasus Omicron BA.2 di Indonesia. Data ini tercatat sejak Januari 2022.

"Tapi memang jumlahnya masih jauh lebih kecil dibandingkan BA.1.1 maupun BA.1 yang mendominasi distribusi varian Omicron di Indonesia," katanya melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, dikutip Rabu (16/3/2022).

Menurut Nadia, gejala klinis yang disebabkan Omicron BA.2 tak berbeda jauh dengan varian BA.1.1 dan BA.1. Seperti sakit tenggorokan, batuk, pilek, dan badan pegal-pegal.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Lebih Cepat Menular

Omicron BA.2 dikabarkan memiliki karakteristik lebih cepat menular, meningkatkan keparahan gejala, dan semakin menurunkan efikasi vaksin. Namun, Nadia menegaskan belum ada data yang cukup untuk membuktikan Omicron BA.2 meningkatkan keparahan penyakit dan menurunkan efikasi vaksin.

"Tentunya masih diperlukan banyak data untuk pembuktian memastikan apakah betul semakin menurukan efikasi daripada vaksin pada BA.2," ujarnya.

Meski demikian, Nadia mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap penularan Omicron BA.2. Berkaca pada sejumlah negara di dunia seperti Inggris, Korea Selatan, dan Hongkong, kasus Covid-19 kembali melonjak akibat varian tersebut.

"Ini harus kita selalu waspada, jangan pernah lengah, meskipun situasi sudah membaik, kita harus terus mempertahankan protokol kesehatan dan percepat vaksinasi," tegasnya.

Reporter: Titin Supriatin/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya