Langkah Pemerintah Antisipasi Masuknya Varian XE

Kementerian Kesehatan memastikan pemerintah terus mengantisipasi masuknya varian Covid-19. Sejumlah langkah diambil.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Apr 2022, 18:17 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2022, 18:17 WIB
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan temuan varian baru Covid-19 XE. Hingga saat ini, varian yang pertama kali ditemukan di Inggris itu belum teridentifikasi di Indonesia.

Kementerian Kesehatan memastikan pemerintah terus mengantisipasi masuknya varian Covid-19. Sejumlah langkah diambil.

Di antaranya mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, terutama memakai masker. Kemudian tetap menjalankan testing (pemeriksaan) dan tracing (penelusuran) Covid-19.

"Kemudian perluasan vaksinasi (Covid-19)," kata Sekretaris Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Rabu (6/4/2022).

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Guru Besar FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan varian XE pertama kali ditemukan pada pertengahan Januari 2022. Hingga 22 Maret 2022 sudah terdeteksi 763 sampel XE di Inggris.

"Selain juga di Tiongkok dan beberapa hari yang lalu di Thailand," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Varian Rekombinan Ketiga

Menurut Tjandra, XE merupakan varian rekombinan ketiga, setelah XD dan XF. Varian XD dan XF terbentuk dari hasil rekombinasi dari Delta dan Omicron BA.1.

Sampai akhir Maret 2022, ada sekitar 49 kasus XD di dunia, sebagian besar di Perancis. Sementara itu, dilaporkan sedikitnya ada 38 kasus XF di Inggris.

Tjandra menyebut, jumlah kasus varian XE, XD dan XF masih sedikit. Sehingga belum ada bukti ilmiah yang pasti tentang dampak ketiga varian ini.

"Hanya yang XE memang diperkirakan 10% lebih mudah menular. Para pakar dunia masih terus meneliti tentang ada tidaknya dampak 'tiga X' ini pada berat ringannya penyakit atau kemungkinan dampak pada alat diagnosis, obat dan juga vaksin," jelasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya