Jurnalis Jadi Profesi Rentan Terkena Kejahatan Doxing

Doxing atau penyebaran identitas tanpa persetujuan dengan maksud dan tujuan kejahatan, menjadi marak dalam era digital, khususnya dalam lingkup jurnalis.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 26 Apr 2022, 17:06 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2022, 17:06 WIB
Ilustrasi Stop Doxing
Ilustrasi Stop Doxing (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Doxing atau penyebaran identitas tanpa persetujuan dengan maksud dan tujuan kejahatan, menjadi marak dalam era digital, khususnya dalam lingkup jurnalis. Menurut Andry Haryanto, Redaktur Pelaksana Liputan6.com, insiden doxing akan terus terjadi dan mengancam keamanan seorang jurnalis, karena dianggap sebagai sosok yang acap mengungkapkan pandangan yang dianggap kontroversial.

"Doxing akan terus diprediksi meningkat, menyengsarakan jurnalis dan pihak lain yang mengungkapkan pandang yang dianggap kontroversial," kata Andry mengutip ucapan Peneliti Keamanan Siber, Bruce Schneir (2015) saat diskusi seputar Doxing yang disiarkan pada kanal Youtube Dewan pers, Selasa (26/4/2022).

Andry menambahkan, mengutip laporan Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), jurnalis adalah kelompok paling rentan terkena doxing. Data SAFEnet menunjukkan, sebanyak 13 jurnalis telah menjadi korban doxing, ketimbang profesi lainnya, seperti aktivis dan pembela HAM yang tercatat sebanyak lima orang dalam rentang kasus 2017-2020.

"Ini hasil monitoring, hasil sementara, tentu banyak yang tidak terangkum oleh SAFEnet, misal ada beberapa kelompok aktivits di Jogja atau pun Jakarta yang mendapat serangan doxing ketika ada momentum aksi penolakan cipta kerja," urai Andry.

Selain mengutip SAFEnet, Andry juga memaparkan, laporan dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) per Mei 2020, bahwa telah terjadi empat kasus kekerasan terhadap wartawan dengan modus doxing yang menimpa jurnalis di Indonesia.

"Ini seiring dengan masa pandemi, ruang gerak dibatasi dan kejahatan siber marak dilakukan," wanti alumni Universitas Islam Bandung ini.

Berpotensi Terus Terjadi

Ilustrasi Doxing
Ilustrasi Doxing (Liputan6.com/Triyasni)

Andry berkesimpulan, doxing bisa dan sangat mungkin terus terjadi apabila kebebasan pers tidak berbanding seimbang dengan perlindungan terhadap jurnalis.

"Artinya wartawan tidak akan bebas berekspresi terkait kegiatan jurnalistik yang dia lakukan. Karena dalam riset saya, banyak netizen yang ditemukan mengirimkan mereka melakukan doxing (terhadap jurnalis), merisak (bully), melecehkan, lalu menyampaikan ke redaksi bahwa jurnalis itu melakukan tindakan yg tidak benar sehingga diminta untuk pemecatan terhadap yang bersangkutan," pungkas calon magister kriminolog Universitas Indonesia yang tengah menempuh masa tugas akhir ini.

Bahaya Doxing

Doxing adalah sebuah tindakan di dunia internet untuk menyebarluaskan informasi pribadi secara publik terhadap seseorang individu atau organisasi.

Metode ini biasanya digunakan untuk memperoleh informasi pribadi, termasuk mencari basis data yang tersedia untuk umum dan media sosial, seperti mengenai alamat rumah, nomor telepon pribadi, informasi rekening bank atau kartu kredit, dsb.

Tujuan dari doxing ini sendiri berbeda-beda, tapi selalu berujung untuk menghukum atau mempermalukan orang yang lebih suka tetap anonim dengan cara merusak privasi mereka.

Cegah Ancaman Doxing

Untuk menjaga keamanan seseorang dan mengurangi risiko doxing, seseorang perlu berhati-hati tentang dengan siapa mereka membagikan data, mengambil tindakan pencegahan tertentu, dan tetap menjaga data berharga dalam kendali.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah menginstal dan mengelola alat privasi yang tepat, misalnya dengan pengelola kata sandi atau ekstensi browser yang menerapkan privasi.

"Meskipun doxing mungkin tidak ada dalam radar semua orang, sebaiknya hal tersebut menjadi perhatian utama, terutama bagi orangtua," kata CEO Endtab.org Adam Dodge.

INFOGRAFIS: 5 Kasus Doxing Paling Viral di Dunia (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 5 Kasus Doxing Paling Viral di Dunia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya