Atasi dan Cegah PMK di Jateng, Ganjar Inisiasi Gerakan Jogo Ternak

Ganjar menyebut pihaknya akan mendirikan posko di sejumlah titik untuk mendukung gerakkan Jogo Ternak

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jun 2022, 21:37 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2022, 15:00 WIB
Gubernur Jawa Barat Ganjar Pranowo saat melakukan kunjunga kerja. (Istimewa)
Gubernur Jawa Barat Ganjar Pranowo saat melakukan kunjunga kerja. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menginisiasi gerakkan 'Jogo Ternak'. Gerakkan tersebut bertujuan untuk mengatasi dan mencegah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jateng. 

Ganjar menjelaskan, gerakkan ini akan melibatkan berbagai komunitas yang ada di Jateng sebagai pendamping. Selain itu, dia juga meminta keterlibatan perguruan tinggi untuk menyempurnakan Jogo Ternak.

"Saya membuat gerakan Jogo Ternak dan nanti akan ada komunitas-komunitas yang kita sebut sebagai Bolo Ternak agar mereka semuanya bisa mendampingi," tuturnya di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Senin (6/6/2022). 

"Saya minta untuk kerja sama dengan perguruan tinggi dan komunitas untuk bisa membantu pergerakkannya," sambung Ganjar. 

Selain itu, Ganjar menyebut pihaknya akan mendirikan posko di sejumlah titik untuk mendukung gerakkan ini. Nantinya, kata Ganjar, masyarakat bisa menyampaikan aduan terkait PMK ke nomor 082111087606.

Lebih lanjut, Ganjar menjelaskan pihaknya juga akan mengontrol mobilitas hewan ternak. Dia pun menyebut Pemprov Jateng akan mengawasi seluruh pasar hewan dan menyiapkan obat dan vaksin untuk ternak. 

"Yang kedua kita mengatur mobilitas, ini kerja sama dengan Polda dan Satgas Pangan. Kita minta ada titik-titik agar bisa mengontrol lalu lintas hewan yang ada," tutur Ganjar. 

"Nanti saya akan sebarkan surat edaran agar semua pasar hewan dijaga. Kita juga akan atur lalu lintasnya. Jadi obat sedang kita siapkan, vaksin mungkin pertengahan bulan ini sudah jadi dari Kementerian," sambungnya. 

Berdasarkan data per Minggu (5/6/2022), ternak suspect PMK di Jateng sebanyak 8.410.

Sementara, sebanyak 264 ekor ternak positif terjangkit PMK, sudah diobati 8.246 ekor, sudah membaik 725 ekor, sedang sakit 5,925 ekor, sudah dipotong 71 ekor, dan telah mati 77 ekor.


Antisipasi Pencegahan

Penyakit Mulut dan Kuku Merebak, Kementan Beri Bantuan Obat-Obatan dan APD
Kementan gerak cepat untuk mengendalikan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang merebak pada hewan ternak.

Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkit banyak hewan ternak berkuku genap di sebagian wilayah Indonesia memang mudah menular tapi tingkat kematian rendah. Hal ini disampaikan Guru Besar Imunologi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University Prof I Wayan Teguh Wibawan.

"Tingkat kematian di bawah lima persen. Penanganan dini dari penyakit ini akan memberikan tingkat kesembuhan yang tinggi," kata Wayan Teguh.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa hewan ternak yang sakit bisa diberikan obat seperti antibiotik, anti radang, dan vitamin untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

“Terdapat tujuh serotipe virus PMK yang ada di dunia dan yang paling banyak menginfeksi adalah serotype A dan O,” katanya mengutip Antara.

Lebih lanjut, Drh Pebi Purwo Suseno dari Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian Republik Indonesia, menyampaikan bahwa penyakit PMK yang menyerang ternak di Indonesia adalah serotype O.

“Sapi merupakan spesies indikator, yaitu hewan yang menunjukkan gejala sangat jelas. Babi merupakan 'amplifying host', yaitu inang yang dapat mempercepat replikasi dari virus PMK. Domba dan kambing merupakan hewan ternak yang tidak menunjukkan gejala klinis jelas,” tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya