Liputan6.com, Jakarta - Jemaah calon haji dari kloter UPG8 Makassar tiba di sektor 2 Makkah pada Jumat siang (24/6/2022). Rata rata jemaah tersebut berasal dari Kendari, Muna, Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara.
"Saat ini jumlah jemaah haji kita yang datang 393 jemaah. Hari ini akan ada lagi kedatangan di sektor 2 setelah salat Ashar atau jam 4 akan landing di Bandara Jeddah," ujar Kepala Sektor 2 Syisyah Daker Mekah Lutfi Yunus di hotel Shafa Al Murjan, Makkah.
Baca Juga
Dia menerangkan, di sektor 2 ini ada 31 kloter dan yang terbanyak dari UPG Makassar mencapai 19 kloter dan BTH Batam 12 kloter. Rencananya, kedatangan di sektor 2 sampai 5 Juli 2022.
Advertisement
"Dengan kedatangan UPG8 hari ini, maka seluruhnya sudah berjumlah 8 kloter, UPH dan BTH. BTH 4 kloter. Kita masih banyak. sore ada lagi," kata dia.
Beberapa jemaah yang datang langsung melakukan sujud syukur di depan hotel begitu turun dari bus. Jemaah yang lain masuk ke dalam hotel. Di dalam hotel, mereka mendapat sambutan hangat dan diberi bunga mawar, air zam zam, hingga kurma.
Jemaah kemudian diarahkan masuk kamar hotelnya masing-masing dan koper bawaan mereka akan dibawa oleh petugas. Sejumlah jemaah pun ada yang mengecek lokasi keberadaan kopernya.
Beragam Karakter
Lutfi Yunus mengatakan, masyarakat di Indonesia yang tiba di Tanah Suci punya karakter yang beragam terutama mengenai religiusitasnya.
"Misalnya karakter masyarakat dari katakanlah UPG, mereka datang itu menghargai tanah haram, mereka bangga dengan Makkah. Mereka datang dari daerahnya, pamit dengan keluarganya mereka akan melaksanakan ibadah haji. Bahwa di pemahaman semua orang, Makkah ini kota suci," kata dia.
"Sehingga tidak jarang mereka yang datang ini langsung sujud syukur di depan hotel setelah turun di bis. Dan itu sangat kita hargai bagaimana nilai penghargaan secara religi terhadap penyelenggaran ibadah haji luar biasa," ucap Lutfi.
Advertisement
Menunggu Bertahun-tahun
Selain itu, para jemaah telah menunggu bertahun-tahun hingga akhirnya diberangkatkan untuk melaksanakan ibadah haji. "Kita sangat hargai dalam menyikapi nilai agama. Religi yang mereka pahami. Minum zam zam saja sangat hargai, duduk," kata dia.
Dia mengatakan, bila pun ada jemaah yang sampai merendam pakaiannya di air zam zam, hanya semata mata ingin merasakannya karena dianggap membawa berkah.
"Ritual seperti itu, semata mata mereka merasakan air zam zam, harus membekas di pakaian saya, membekas di diri saya. Saya rendam pakaian saya, saya rendam ihram saya, setelah itu saya bawa ke tanah air. Itu mungkin akan membawa suatu berkah," tandas Lutfi.